REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Warga pengguna jasa angkutan umum di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, mengeluhkan kondisi tarif angkutan umum belum turun meskipun harga bahan bakar minyak telah efektif turun sejak Selasa (5/1).
"Jujur saya sangat kecewa dengan tidak turunnya tarif angkutan kota, karena bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar sudah turun semenjak seminggu lalu," kata warga Kendari, Sulisna (44) di Kendari, Selasa (12/1).
Ia mengatakan pemerintah setempat harus secepatnya mengambil langkah-langkah untuk melakukan penyesuaian tarif sebagai imbas dari penurunan harga BBM.
"Ini aneh, semua pada diam, sementara kalau harga BBM naik sedikit saja maka langsung para sopir naikkan tarif," katanya.
Warga lain, Arifin (32) meminta pemerintah menyampaikan alasan hingga sampai saat ini belum ada penetapan tarif baru untuk angkot.
"Saat ini tarif angkot untuk umum sebesar Rp5.000 dan Rp3.000 untuk kalangan pelajar dan mahasiswa," katanya.
Ia berharap, pemerintah harus secepatnya mengeluarkan kebijakan terkait penyesuaian tarif agar masyarakat tidak risau menunggu sesuatu yang tidak jelas.
"Seperti apapun hasil kajian pemerintah kita butuh informasinya, kalau harus tetaf tarif apa alasannya dan kalau turun apa alasannya," katanya.