REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi, Selasa (12/1) berjanji melanjutkan perang melawan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) usai serangan di sebuah mal di Baghdad yang menewaskan 18 orang.
Al-Abadi menggambarkan serangan itu sebagai upaya putus asa militan setelah mereka kehilangan kendali di Kota Ramadi, ibu kota provinsi Anbar. ‘’Pemerintah Irak akan mengusir pasukan ISIS dari negara,’’ kata al-Abadi.
Sejumlah pria bersenjata menyerbu Jawhara Mall pada Senin (11/1) setelah menyerang dengan bom mobil dan meluncurkan serangan bunuh diri di pintu masuk. Mal itu didominasi komunitas Syiah itu dibom dan dihancurkan.
Pasukan Irak kemudian mengepung gedung, pasukan mendarat di atap sebelum bentrok dengan penyerang menewaskan dua orang bersenjata, dan menangkap empat orang. Insiden ini membuat 18 tewas, sekitar 50 orang terluka.
Tak lama setelah serangan itu, ISIS memposting sebuah pernyataan online mengatakan, pihaknya menargetkan daerah di mana banyak Syiah berkumpul dan memperingatkan hal buruk akan datang.
The Associated Press tidak bisa memverifikasi keaslian pernyataan itu. Tetapi bahasa dan pernyataannya konsisten dengan klaim ISIS.