Rabu 13 Jan 2016 12:24 WIB

Alumnus Universitas Muhammadiyah Surabaya Diduga Gabung Gafatar

Rep: Andrian Saputra/ Red: Karta Raharja Ucu
Aliran sesat (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Aliran sesat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Alumnus Universitas Muhammaddiyah Surabaya, Ahmad Musahri (35 tahun) diduga ikut bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Warga Sumenep, Madura itu berpamitan kepada ibunya pada Agustus 2013 pergi ke Kupang untuk berbisnis.

"Jadi dia itu memutuskan untuk pamit pergi ke Kupang. Keluarga melihat tidak ada yang mencurigakan sama sekali, karena memang dia kan merantau itu sudah lama sejak kuliah pun di Surabaya," kata Ernam (41), sepupu Musahri, Rabu (13/1).

Kepada Republika.co.id, Erman menjelaskan, saat pergi sepupunya juga membawa istri dan anak-anaknya. Keluarganya mulai curiga Musahri beserta istri dan anaknya itu masuk dalam jaringan Gafatar, setelah melihat foto-foto sepupunya menggunakan seragam dan atribut organisasi yang dilarang tersebut di akun jejaring sosial. Terlebih saat terakhir kali Musahri mengabarkan ia pergi ke Kalimantan.

"Sempat mengabari katanya ada di Kalimantan jadi petani jagung, tapi waktu itu kami belum tahu ada Gafatar," ucao dia.

Dalam komunikasinya dengan keluarga, Musahri sebatas menceritakan pekerjaannya itu. Ernam menuturkan, Musahri sama sekali tidak pernah menceritakan tentang Gafatar atau adaya kelompok dan organisasi yang sedang dia ikuti.

Tetapi, keluarga hingga kini belum melapor ke Kepolisian. "Kita tidak bisa pastikan juga dia ikut Gafatar atau tidak, dan tidak bisa disebut menghilang juga karena memang dia ini sering pergi-pergi, merantau," kata dia.

Sementara itu dari akun sosialnya memang terdapat beberapa foto yang menggambarkan aktivitas Musahri. Ia juga sempat mengunggah beberapa berita dari laman surat kabar daring yang mengabarkan setiap kegiatan Gafatar. Musahri tak sebatas mempunyai kemahiran berdagang dan bertani. Dirinya juga mempunyai keahlian lain seperti menguasai tekhnik bekam.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement