REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Seorang pelajar kelas 1 SMK SMIP YPPT Kota Bandung bernama Ichsan Ali Abdul Jabbar dikabarkan hilang sejak 28 Desember 2015 lalu. Remaja berusia 15 tahun ini pamit terakhir kali keluar untuk menghadiri acara makan bersama dengan kawan-kawan sekolahnya.
Namun, sejak saat itu Ichsan tak pernah lagi kemnali ke rumahnya. Bahkan telepon seluler yang dibawanya pun sudah tak bisa lagi dihubungi.
Ibunda Ichsan, Lilis Rosna (49) mengatakan hingga kini belum tahu keberadaan anak keempatnya itu. Lilis khawatir kepergian anaknya berhubungan dengan gerakan organisasi masyarakat (ormas) yang menyimpang.
"Kekhawatiran sih ada masuk aliran-aliran sesat gitu (ISIS, Gafatar). Dua mingguan lebih nggak pulang," kata Lilis kepada Republika saat ditemui di rumahnya di Jalan Gagak, Kampung Pasirkaliki Tengah, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/1).
Apalagi menurutnya saat ini tengah ramai orang-orang hilang yang kemudian bergabung dengan gerakan radikal. Mengingat Ichsan masih pada masa yang ingin banyak tahu dan penasaran. Namun ia tetap berharap anaknya tidak berhubungan dengan aliran-aliran seperti yang ditakutkannya.
Ia menuturkan Ichsan pamit terakhir kali pukul 09.00 WIB untuk berkumpul acara 'ngaliwet' bersama teman SMKnya. Dia membawa bekal uang Rp 10 ribu yang diberikan ibunya. Namun saat dikonfirmasi ke temannya, mereka mengatakan Ichsan tidak pernah datang ke acara tersebut.
Lilis menyebutkan anaknya bukan tipe remaja yang nakal. Ichsan berperilaku normal layaknya remaja seusianya. Bahkan cenderung anak baik-baik karena tidak pernah merokok ataupun kebut-kebutan bersama geng motor.
Menurutnya, Ichsan anak yang cenderung pendiam dan tidak terlalu banyak cerita keluh kesahnya saat di rumah. Beberapa hari sebelum pergi dari rumah, Lilis juga tak melihat gelagat aneh dari putranya. Tiga hari sebelum menghilang, Ichsan diketahui sempat izin untuk shalat Jumat di Masjid Bandung Raya yang terletak di Alun-Alun Kota Bandung bersama teman-temannya. Setelah itu dirinya pulang ke rumah dan tidak nampak keanehan apapun.
"Anaknya rajin shalat Jumat. Terakhir Jumatan pulang sore. Izin shalat Jumat di alun-alun dan pulang jam empat sore. Izin main saja, tidak ada yang aneh," ujarnya.
Saat pamit pergi, Ichsan hanya membawa tas sekolah yang tidak terisi penuh. Belakangan diketahui ia membawa kemeja batik yang biasa digunakan saat shalat Jumat.
Meskipun khawatir keberadaan Ichsan, Lilis yakin anaknya akan pulang kembali ke rumah. Ia hanya berdoa semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk kepada Ichsan.
Hingga kini keluarga terus berupaya mencari keberadaan Ichsan termasuk menghubungi saudara yang ada di Jakarta. Orang tua Ichsan juga telah melaporkan kasus kehilangan ini ke Polrestabes Bandung. Namun hingga 16 hari berlalu belum ada perkembangan di mana Ichsan berada.