Rabu 13 Jan 2016 16:45 WIB

Gafatar Pernah Bekerja Sama dengan Pemkot Bekasi?

Rep: C37/ Red: Ilham
Akun Twitter Gafatar
Foto: dok
Akun Twitter Gafatar

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), organisasi yang belum lama ini menimbulkan kehebohan karena dianggap sesat, ternyata pernah melakukan kegiatan di Kota Bekasi. Organisasi tersebut diketahui pernah melakukan donor darah yang bekerja sama dengan pihak Pemerintah Kota Bekasi.

Dilansir dari website resmi Pemerintah Kota Bekasi, bekasikota.go.id, pada September 2013 lalu, Gafatar melakukan kegiatan donor darah yang bekerja sama dengan Kodim 0507/Bekasi dan PMI Kota Bekasi.

Dalam website tersebut, tercatat sedikitnya ada 200 peserta yang terdiri atas aparat dan anggota Gafatar yang mendonorkan darah.

Menanggapi hal ini, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi Momon Sulaiman mengaku belum mendapatkan informasi mengenai keberadaan Gafatar di Kota Bekasi.

"Sejak saya menjabat menjadi kepala Kesbangpol, saya belum pernah mendapatkan informasi dari intelijen saya mengenai keberadaan organisasi seperti ini," kata Momon, Rabu (13/1). (Polisi Belum Menemukan Afiliasi Gafatar dengan ISIS).

Pada website resmi pemerintah disebutkan jika Gafatar pernah melakukan kegiatan bakti sosial. Namun, Momon mengaku, hingga saat ini belum pernah mendapatkan laporan jika organisasi tersebut melakukan kegiatan serupa yang berkerja sama dengan pihak Pemkot Bekasi.

"Belum ada tercatat kegiatan organisasi mereka sejak saya menjabat," kata Momon, yang menjabat sebagai kepala Kesbangpol sejak 10 November 2014 lalu.

Sementara itu, Kasubag Humas Polresta Bekasi Kota, Inspektur Satu Puji Astuti, mengatakan, sejauh ini belum ada laporan terkait Gafatar di wilayah Kota Bekasi. "Belum ada laporan yang masuk ke kami," kata Iptu Puji saat dikonfirmasi.

Diberitakan sebelumnya, Dokter Rica Tri Handayani beserta seorang anaknya menghilang di Yogyakarta pada 30 Desember 2015 lalu karena mengikuti organisasi bernama Gafatar. Dokter muda tersebut berhasil ditemukan polisi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, dan dibawa kembali ke Yogyakarta pada 11 Januari 2016. Diduga, dari beberapa orang yang ditemukan di sana, basis dari organisasi tersebut berada di daerah Kalimantan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement