REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak enam personel Tim Gegana Polda NTT mengamankan dua buah mortir aktif yang ditemukan oleh seorang anggota TNI di Kupang, Rabu (13/1) sore.
"Ada enam orang yang diturunkan setelah kami mendapatkan laporan bahwa ada penemuan dua buah mortir," kata Kepala Unit Satu Satuan Detasemen II Lawan Teror Inspektur Polisi Dua Sigit Wahyu Afrianto, kepada wartawan di Kupang.
Sigit menambahkan, jika dilihat dari dua buah mortir yang diamankan tersebut diperkirakan merupakan peninggalan dari perang dunia II yang sempat tertinggal saat para tentara meninggalkan Pulau Timor.
Pihaknya sendiri belum mengetahui mortir jenis apa yang ditemukan tersebut, sebab Gegana sendiri belum memeriksanya secara rinci kedua jenis mortir itu.
"Kita belum bisa pastikan, namun yang pasti daya ledakan dari kedua mortir ini sangat jauh yang diperkirakan mencapai mencapai lima-sepuluh kilometer," tuturnya.
Kedua Mortir dengan berat 40 kilogram tersebut lanjutnya akan dibawa ke markas Gegana Polda NTT untuk diperiksa lebih lanjut.
Ia juga mengatakan, wilayah Kupang khususnya daratan Timor merupakan lokasi yang sangat banyak ditemukan mortir-mortir aktif. Sebab di tahun 2015 pihaknya juga menemukan kurang lebih enam mortir aktif dengan jenis yang berbeda-beda.
Saat dilakukan evakuasi dua buah mortir aktif tersebut sejumlah warga diminta untuk menjauh kurang lebih 100 meter dari lokasi penemuan, sementara itu jalanan di lokasi penemuan tersebut juga mengalami kemacetan akibat ada kendaraan yang terpaksa berhenti di tengah jalan untuk menyaksikan evakuasi tersebut.
Kedua buah mortir tersebut ditemukan oleh dua warga di Kupang, yang menurut Seorang anggota TNI dari Koramil Amarasi, Kupang Timur berpangkat Pembantu Letnan Dua (Pelda) Akhmar, kedua warga tersebut akan menimbang dua buah mortir tersebut.
"Saya penasaran ke yang dibawa berat sekali, saat saya hampiri mereka lari dan ketika saya lihat ternyata itu adalah mortir, langsung saya bawa ke pos Polisi dan pihak kepolisian langsung menghubungi Gegana," tutur Pembantu Letnan Dua Akhmar.