REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) kembali menurunkan harga bahan bakar minyak jenis avtur. Penurunan harga rata-rata sebesar Rp 143 per liter pada periode 15 Desember 2015 hingga 31 Januari 2016.
Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Wianda Pusponegoro di Jakarta, Kamis (14/1) mengatakan, penyesuaian harga avtur tersebut seiring penurunan harga minyak mentah dan ditambah efisiensi yang terus dilakukan perusahaan. "Penyesuaian harga ini berlaku di seluruh depot pengisian pesawat udara (DPPU) Pertamina dengan rata-rata penurunan Rp143 per liter," katanya.
Untuk Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, lanjutnya, penurunan harga avtur sebesar Rp 170 per liter. Dia mengatakan dengan penurunan harga ini dapat mendukung industri penerbangan nasional.
Wianda menambahkan, sebagai upaya peningkatan daya saing avtur, pihaknya tetap melanjutkan langkah efisiensi antara lain penggunaan kapal (vessel) yang lebih besar. Sehingga menurunkan biaya transportasi (shipping cost) dan juga optimasi stok (inventory).
Ia juga mengatakan, untuk meningkatkan transparansi, maka Pertamina telah menampilkan informasi perubahan harga ritel (posting airfield price/PAP) dengan harga jual di setiap lokasi yang di publikasikan kepada pelanggan melalui laman www.pertamina.com/aviation.
Saat ini, Wianda mengatakan, ketahanan stok avtur Pertamina mencapai 26 hari. Pertamina melayani penjualan bahan bakar aviasi di 64 DPPU seluruh Indonesia.
Sebelumnya, pada periode 1-14 Januari 2016, harga avtur mengalami penurunan harga rata-rata 2,89 persen. Harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta turun Rp 200 per liter, sementara Kualanamu (Medan), Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Denpasar), dan Sultan Hasanuddin (Makasar) turun sebesar Rp 170 per liter pada periode 1-14 Januari.
Pertamina melakukan evaluasi harga bahan bakar komersial termasuk avtur dan Pertamax sebanyak dua kali dalam sebulan.