Kamis 14 Jan 2016 10:50 WIB

Istrinya Ikut Gafatar, Slamet Terpaksa 'Resign' dari Kemenag

Red: achmad syalaby
Warga melihat tabloid Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) terbitan 2014 di Jombang, Jawa Timur, Rabu (13/1).
Foto: Antara/Syaiful Arif
Warga melihat tabloid Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) terbitan 2014 di Jombang, Jawa Timur, Rabu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  Slamet, PNS golongan rendahan di Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama  terpaksa keluar dari Kemenag. Dia memilih mengundurkan diri karena ulah isterinya yang ikut aliran sesat.

"Ikut Islam sempalan," kata Slamet, ketika menceritakan nasib dirinya ditinggal begitu saja oleh isteri tercinta.

Banyak orang menyayangkan Slamet keluar dari Ditjen PHU. Sebab, meski pegawai rendahan,tenaganya sangat dibutuhkan. Dia memiliki keahlian sebagai montir mobil.

Slamet ditugaskan atasannya untuk menangani ratusan mobil dinas di Jeddah, Arab Saudi. Ketika ditempatkan sebagai petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Makkah, juga sebagai montir mobil, Slamet bekerja bagus. Slamet dapat menangani berbagai jenis merek mobil Eropa dan Jepang.

Dengan keahlian yang dimilikinya itu, Slamet merasa bersyukur bahwa rejeki mengalir bagai air deras. Di Jakarta, ia banyak menerima order dan panggilan untuk memperbaiki berbagai jenis merek mobil pribadi. Termasuk dari jajaran Ditjen PHU.

"Tapi, kok isteri saya meninggalkan saya. Apa yang kurang dari diri saya, uang cukup," kata Slamet ketika mencurahkan isi hatinya.

Menurut Slamet, ia tidak mengetahui kapan isterinya ikut aliran sesat. Padahal, dia selalu menjalankan shalat sebagaimana mestinya. Namun  isterinya selalu menolak untuk shalat berjamaah di rumah. Slamet bahkan mengaku dianggap orang kafir oleh istrinya.

"Saya sedih sekali," katanya dengan berlinang air mata.Ketika ditanya aliran apa yang diikuti isterinya itu, Slamet mengaku tidak tahu. Tapi, katanya lagi, awalnya sering keluar rumah seorang diri tanpa memberi tahu tujuannya. Bahkan kepada anak-anaknya pun tidak member tahu pula. Setelah itu, isterinya meninggalkan rumah tak kembali lagi.

"Tentu saja, pakaian di rumah diangkut," katanya."Saya kaget, di kamar, sejumlah pakaian dan barang milik isteri sudah tak ada lagi. Setelah itu, tak ada lagi cerita isteri kembali ke kediaman," tambah Slamet.

Dengan pertimbangan bahwa anak di rumah tak ada yang ngurus dan juga kesibukan di luar, akhirnya Slamet memutuskan keluar dari PNS Kemenag.

Hilanya isteri Slamet terindikasi karena menjadi anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Indikator dari pengikut Gafatar, menurut Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag, Muhammadiyah Amin, dalam keseharian tidak menjalankan ibadah sebagaimana rukun Islam; bersyahadat, shalat, zakat, berpuasa Ramadhan dan berhaji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement