Kamis 14 Jan 2016 17:30 WIB

Kemenpar Aktifkan 'Crisis Center' Respons Ledakan Sarinah

Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) segera mengaktifkan crisis center merespons aksi teror dan ledakan di Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, Kamis, agar tidak meluas dampaknya, terutama bagi sektor pariwisata di Tanah Air.

"Jadi, kita harus cepat recovery-nya. Teman-teman bekerja semua, 'crisis center' langsung on," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya kepada wartawan.

Crisis center yang diaktifkan kembali tersebut berada di Kantor Kementerian Pariwisata dan beranggotakan internal serta pemangku kepentingan terkait.

Ia mencontohkan, ketika terjadi aksi bom di Thailand, pihaknya mengaktifkan crisis center, termasuk mempelajari dalam waktu singkat sehingga pemulihan bisa dilakukan tidak sampai dua bulan.

Menteri Arief berharap hal itu bisa dilaksanakan segera untuk kasus ledakan di Jalan MH Thamrin sehingga tidak berlarut dan meluas dampaknya terhadap sektor pariwisata.

"Saya harapkan itu juga yang harus kita laksanakan, jadi mohon semakin banyak berita-berita positif ini akan membantu kita. Otherwise bukan hanya, pariwisata yang langsung akan terkena. Pariwisata itu, hubungannya linier dengan isu keamanan. Mohon teman-teman mengerti," katanya.

Ia mencontohkan, jika isu keamanan naik 10 persen dengan arti keadaan aman, maka isu pariwisata juga naik 10 persen.

Namun, jika isu keamanan turun 10 persen artinya tidak aman, pariwisata pun turun kinerjanya hingga 10 persen.

"Jadi, pariwisata paling sensitif berikutnya trade akan terpengaruh, yang paling tidak sensitif sebenarnya investment," katanya.

Ia menyarankan agar masyarakat tetap tenang, tidak terprovokasi, dan menyerahkan penanganannya kepada penegak hukum.

"Kita serahkan ke Polri agar tidak simpang siur. Nanti ke Pak Kapolri, satu pintu, karena baru saja saya khawatir mengedarkan ini. Hati-hati itu hoax (berita palsu) kan ga bagus. Kita apalagi pejabat publik," katanya.

Soal dampaknya terhadap pariwisata, Menteri Arief menekankan pentingnya keterlibatan banyak pihak untuk membentuk citra yang baik.

Menurut dia, media massa harus turut serta menyiarkan berita-berita positif secara sistematis.

"Dan yang lebih penting, medianya membantu, bahwa Indonesia masih aman. Apa pun yang terjadi, aman pokoknya kan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement