REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov jabar) berencana melibatkan BUMD Provinsi dan Bandung Raya untuk masuk dalam konsorsium pembangunan light rail transit (LRT) atau kereta ringan Bandung Raya.
Menurut Sekda Jabar, Iwa Karniwa, dari rapat dengan pihak Kementerian Perekonomian, pembiayaan proyek ini akan menggunakan konsep business to business (b to b). Yakni, dengan membentuk konsorsium antara investor asing dan dalam negeri seperti Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
"Cuma untuk LRT ada kemungkinan asing, BUMN plus BUMD provinsi dan kabupaten/kota," ujar Iwa kepada wartawan, Kamis (14/1).
Pemprov Jabar, kata dia, tinggal memberi penugasan pada BUMD untuk bersama-sama melakukan penyertaan modal dalam proyek ini. Yakni, baik milik Kota Bandung atau daerah lainnya.
Dengan melibatkan BUMD ke dalam konsorsium, Iwa menilai pihaknya akan membuat pembiayaan LRT menjadi lebih ringan. "Nanti daerah membuat Perda BUMD-nya, kemungkinan ini dibuka, karena provinsi sudah siap," katanya.
Proyek LRT Bandung Raya sendiri, kata dia, merupakan pengembangan dari LRT Bandung dan Monorel Bandung Raya yang sudah diinisiasi sebelumnya.
Perubahan ini, berangkat dari perhitungan pembiayaan akan makin murah jika moda ini bisa melayani tak hanya internal Kota Bandung. "Sehingga tarif yang jatuh ke penumpang bisa lebih wajar dan murah," katanya.
Pemprov Jabar dengan Pemerintah Kota Bandung, kata dia, serius menggarap proyek tersebut. Karena, diharapkan LRT Bandung Raya bisa berkesinambungan dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang segera memasuki fase pembangunan.
"LRT Bandung ini untuk mendukung ketersediaan jaringan antar moda setelah penumpang turun dari kereta cepat," katanya.
Menurut Iwa, jika kereta cepat bisa melayani Jakarta-Bandung hanya dengan waktu tempuh 30 menit, maka ketersediaan moda antar wilayah di Bandung Raya yang bisa memberi kecepatan juga mutlak ada. Proyek LRT, saat ini draf Perpres-nya tengah dibahas Pemerintah Pusat.
"Dalam waktu dekat kita akan bertemu Dirjen Perkeretaapian untuk mensinkronkan proyek ini," katanya menegaskan.
Perlu diketahui, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung akan mulai dibangun pada awal triwulan kedua tahun 2016. Kebutuhan dananya ditaksir mencapa 5,5 miliar dolar Amerika dengan memakan waktu pembangunan selama tiga tahun.