REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Salah seorang terduga pelaku bom di kawasan Sarinah Jakarta berinisial DJK ternyata pernah bekerja sebagai mekanik di perusahaan peternakan ayam di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
"Memang ada mantan karyawan kami namanya DJK asal Jawa. Dia sempat bekerja sekitar dua tahun di sini, tapi September 2015 mengundurkan diri. Setelah itu kami tidak tahu dia ke mana," kata Manajer Unit PT Charoen Pokphand Jaya Farm, Kristiyono di Sampit, Jumat (15/1).
Selama bekerja di perusahaan peternakan ayam Sampit ini DJK yang lebih akrab dipanggil Iyong itu dikenal ramah dan bekerja dengan baik. Perangai bujangan asal Tegal itu juga tidak ada yang mencurigakan.
Nyaris tidak ada tamu yang datang ke barak nomor 18 berada paling ujung mess karyawan yang dihuni DJK. Dia sering terlihat pergi ke masjid yang berjarak sekitar 300 meter dari perusahaan.
Kristiyono mengaku kaget karena baru mengetahui masalah ini setelah dikonfirmasi wartawan. Apalagi, selama ini DJK tidak pernah terlibat pelanggaran aturan di perusahaan tempat dia bekerja.
"Dia bekas mekanik bidang kelistrikan dan lebih banyak stand by menjaga genset. Dia alasannya berhenti karena mencari pekerjaan lebih bagus. Setelah itu kami tidak tahu dia pindah ke mana," tegas Kristiyono.
Pihak perusahaan tidak mengetahui lebih jauh latar belakang DJK karena rekrutmen dilakukan oleh yayasan. Kegiatan karyawan di lingkungan perusahaan juga terpantau karena hampir semua tinggal di mess yang pintu masuknya dijaga petugas keamanan.
Sunariah, salah satu tetangga DJK di mess karyawan mengatakan, Iyong dikenal sebagai pemuda yang ramah. Meski jarang berkomunikasi, namun mereka selalu bertegur sapa ketika bertemu saat hendak bekerja.
"Orangnya ramah dan selalu menyapa kalau ketemu. Tidak pernah terlihat aneh-aneh. Tapi dia sudah lama pindah ke Jawa. Kami tidak tahu dia ke mana karena dia di sini sendiri," kata Sunariah.
Sementara itu, pihak perusahaan tampak mulai hati-hati memberi keterangan. Termasuk ketika wartawan hendak meminta data lengkap dan foto atas nama DJK, pihak perusahaan mengaku tidak memilikinya dengan alasan data karyawan lengkap disimpan di kantor induk di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan belum bersedia berkomentar terkait masalah ini. Saat coba dikonfirmasi, Hendra hanya mengatakan tidak tahu dan berlalu menuju masjid.