REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak tiga orang di Kabupaten Cirebon diamankan tim gabungan dari Densus 88, Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), dan Polres Cirebon. Mereka diduga terlibat kelompok ISIS.
Adapun ketiga orang tersebut, yakni JN, DS, dan AA. JN diamankan saat tim gabungan melakukan penggeledahan di rumahnya di RT 08 RW 02, Blok Desa, Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Jumat (15/1).
Di rumah JN, petugas mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya bendera ISIS, selebaran semacam baiat, dan senapan angin. Sedangkan, DS dan AA diamankan pada Kamis (14/1) malam. DS merupakan adik JN.
''Semalam dua orang diamankan (DS dan AA) dan pagi ini satu orang diamankan (JN),'' ujar Kepala Detasemen Brimob Polda Jabar, Kombes Waris Agono, Jumat (15/1).
Namun, Waris enggan menyebutkan lokasi di mana DS dan AA diamankan. Dia hanya mengatakan bahwa keduanya diamankan di sekitar Cirebon.
Sementara itu, ketika ditanyakan mengenai keterkaitan ketiga orang tersebut dengan bom di kawasan Thamrin, Jakarta, Waris enggan menjelaskan. "Masih dilakukan penyelidikan dan verifikasi," tutur Waris.
Hal senada disampaikan Kapolres Cirebon, AKBP Sugeng Heriyanto. Dia pun tidak mau menjawab. "Nanti tunggu hasil pemeriksaan densus," kata Sugeng.
Namun, Sugeng menyebutkan, DS dan AA diduga terlibat kelompok jaringan Islam radikal. Sementara itu, seorang perangkat Desa Orimalang, Buni Desa, mengungkapkan, sejak tiga tahun terakhir, JN memang sering membawa senapan. Dia pun sering latihan menembak di depan rumahnya.
"Latihannya menembak bendera ISIS yang dipasang di depan rumahnya," kata Buni menerangkan.
Tak hanya itu, JN pun dikenal memiliki sifat temperamental dan sering mengancam warga. Karena itu, warga akhirnya membiarkan perilaku JN karena merasa takut.
Seorang tetangga JN, Wasni, mengaku mengenal ketiga orang yang diamankan petugas tersebut. Menurutnya, ketiga orang itu bersifat tertutup dan tak pernah bergaul dengan tetangga.