REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Jaksa Agung Australia George Brandis mengatakan Australia sudah menawarkan bantuan polisi dan intelejen kepada Indonesia menyusul serangan bom Sarinah pada Kamis (14/1) kemarin. Brandis mengatakan dia sudah menghubungi sejawatnya di Indonesia untuk menjadikan kerja sama tersebut sebagai contoh kerja sama kontra terorisme antara Indonesia dan Australia.
Menteri Kehakiman Michael Keenan tidak bisa memberikan rincian mengenai bentuk bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah Australia, namun mengatakan bahwa Australia akan 'memberikan bantuan apapun yang diperlukan."
Keenan mengatakan kepada ABC bahwa juga akan dilakukan kajian mengenai pengamanan di Kedutaan Australia di Jakarta, meskipun saat ini pengamaman sudah ketat.
Sementara itu Michael Sheehy yang sudah tinggal lebih dari 15 tahun di Jakarta mengatakan masih terkejut dengan adanya serangan tersebut meskipun sudah ada peringatan mengenai adanya kemungkinan serangan. "Jujur saja, menjelang Natal ada banyak rumor beredar mengenai kemungkinan adanya serangan, dan kemudian ada beberapa penangkapan, sehingga ada sel yang berhasil ditangkap, dan tidak ada yang terjadi." katanya baru-baru ini.
"Saya selalu sadar dan was was mengenai kemungkinan adanya hal seperti ini, namun ketika terjadi tetap saja merasa kaget." tambahnya.
Namun dia mengatakan kehidupan di Indonesia akan kembali normal segera. "Orang Indonesia itu tidak mudah takut. Coba saja lihat hashtag yang ada bukan Jakarta bom atau Sarinah bom, namun yang ada malah Kami Tidak Takut."
"Mereka tidak takut dengan mudah."