REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengimbau masyarakat agar tidak meneruskan informasi yang belum akurat terkait dengan peristiwa ledakan bom atau peristiwa lainnya.
"Saya harapkan kepada masyarakat jangan mudah untuk mem-forward informasi-informasi yang belum akurat," kata Rudiantara di kompleks Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di Jakarta, Jumat (15/1).
Rudiantara mengatakan bahwa hal tersebut perlu dilakukan agar warga lain tidak merasa resah dan bingung terhadap informasi yang diteruskan. "Dengan kita berpikir mengenai kontennya, kita akan mengurangi kemungkinan satu orang bingung. Kalau kita (berpikir), ini benar enggak, ya, kalau memang hoax, ya, sudah jangan dikirim," katanya.
Rudi menyayangkan relatif banyak warga yang meneruskan pesan tidak akurat yang malah menyebabkan ketakutan dan kebingungan lainnya terkait dengan peledakan bom.
Bahkan, dia pun menyesalkan adanya pemberitaan di televisi yang menyampaikan informasi tidak akurat terkait dengan peristiwa bom di persimpangan Jalan M.H. Thamrin.
"Di TV pun kemarin banyak yang tidak akurat, dikatakan ada bom di sini... di sana. Media elektronik juga menanyangkan yang menurut saya melanggar etika dari KPI," katanya.
Ia mencontohkan penayangan berita korban gempa di Jepang oleh media-media di negara tersebut yang dinilai mematuhi etika tanpa menampilkan korban. Rudiantara mengatakan bahwa pesan yang belum terkonfirmasi tersebut banyak tersebar di layanan "chat" dan media sosial.