REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rencananya, Sabtu pagi (16/1) satu kapal pesiar yang berisi 2100 orang (1490 penumpang dan 900 kru) masuk Surabaya. Akibat adanya ledakan bom di Jakarta, kapal tersebut langsung menuju Singapura.
‘’Baru tadi saya mendapat informasi. Padahal kami sudah menyiapkan penyambutan kedatangan mereka di Surabaya,’’kata Pemilik Merapi Tour Boby Ardiyanto Setyoaji pada Republika, Jum’at (15/1) sore.
Kapal pesiar tersebut sudah dua minggu melakukan kunjungan ke Indonesia, yakni ke Jakarta, kemudian ke Semarang dan Benoa.
‘’Tadi saya mendapat informasi pembatalan saat kapal pesiar posisinya di Benoa. Mereka tidak jadi ke Surabaya tapi langsung keluar Indonesia menuju Singapura,’’ jelas Bobby.
Ia menilai, dibatalkannya kapal pesiar masuk Surabaya kerugiannya cukup besar, terutama multiplier effect. Jika mereka ke Surabaya, para wisatawan akan belanja di Surabaya dan tempat wisata yang akan dikunjungi.
Selain itu, Merapi Tour, Jum’at, (15/1) juga menerima pembatalan dari wisatawan asing yang akan berkunjung ke Indonesia di bulan Januari ini.
‘’Wisman yang membatalkan kunjungannya ke Indonesia pertengahan hingga akhir Januari ini berasal dari Italia dan Spanyol,'' ujarnya.
Menurut Bobby, ada tiga rombongan dan masing-masing rombongan sekitar 45 orang. ''Padahal rencananya mereka akan berada di Indonesia sekitar tiga minggu yakni ke Jakarta, Yogyakarta dan Bali,'' ungkap Bobby.
Bobby berharap pemerintah terutama Presiden Jokowi segera menyatakan kepada dunia Save Indonesia. Sehingga tidak ada ketakutan wisatawan untuk datang.
''Kuncinya Presiden Jokowi harus segera menyatakan kepada dunia internasional bahwa Indonesia aman,’’ kata Bobby menegaskan.