Sabtu 16 Jan 2016 19:41 WIB

KMGP The Movie, Bisakah Setiap Orang Berubah?

Rep: c32/ Red: Hazliansyah
(dari kiri) Izzah Ajrina,Aquino Umar, Muhammad Bagya, Aquino Umar,Masaji Wijayanto, dan Hamas Syahid Pemeran utama film
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
(dari kiri) Izzah Ajrina,Aquino Umar, Muhammad Bagya, Aquino Umar,Masaji Wijayanto, dan Hamas Syahid Pemeran utama film "ketika Mas Gagah Pergi"

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mas Gagah (Hamas Syahid) tiba-tiba menjadi seorang yang berubah semenjak ia pulang dari Ternate. Pergi untuk kebutuhan skripsi dan pekerjaan, namun nampaknya perjalanan tersebut memberikan hidayah kepada Mas Gagah untuk menjadi seorang yang lebih taat dan sesuai sebagai Muslim.

Meski berubah ke arah yang positif, namun orang di sekelilingnya tidak bisa menerima Mas Gagah yang sangat mencolok. Pulang mengenakan baju koko, sedikit berjenggot, sering mendengarkan nasyid, bahkan sering mengaji di rumah membuat sang adik, Gita (Aquino Umar) dan ibunya (Wulan Guritno) heran.

Meski heran, Ibu Mas Gagah bisa tenang menyikapinya. Berbeda dengan Gita. Perempuan periang dan tomboy itu sama sekali tidak menerima perubahan kakaknya. Gita yang dulu selalu dekat dan bermain dengan kakaknya hingga SMA, bangga karena Mas Gagah seorang model ganteng, pergi konser bersama, menganggap kakaknya baik, cerdas, moderen, serta menjadi orang yang paling mengertinya, seketika merasa kakaknya itu seperti orang lain.

Gita semakin merasa kakaknya egois, tidak lagi mau mengerti keinginannya. Ia pun menganggap perubahan Mas Gagah yang lebih taat dengan ajaran Islam sangat berlebihan karena semuanya dihubung-hubungan dengan ajaran Alquran. Bahkan semenjak itu Gagah jadi sering bertemu orang yang mirip Mas Gagah.

Meskipun begitu, perubahan Mas Gagah meski awalnya sulit diterima oleh sekelilingnya, perlahan dengan berbagai proses membawa perubahan baik untuk sekelilingnya. Ibunya bahkan bisa mendapatkan hidayah mengenakan jilbab setelah melihat Rumah Cinta yang dibuat Mas Gagah untuk anak-anak miskin.

Gita selanjutnya juga kerap bertemu dengan laki-laki yang selalu berdakwah di dalam bus yang sering ia naiki ketika berangkat atau pulang sekolah. Yudi (Masaji Wijayanto), remaja yang punya pengetahuan Islam dengan baik memlilih selalu berdakwah di manapun termasuk di bus. Meski sering dihujat penumpang, ia tak lalu menyerah menyebarkan ajaran agama Islam yang baik dan benar.

Gita awalnya sangat membenci Yudi. Ia merasa sering melihat diri kakaknya yang mirip dengan Yudi. Meskipun begitu, berkat Yudi yang pernah menolongnya kecopetan di dalam bus, akhirnya Gita paham bahwa Yudi orang yang baik.

Bisakah setiap orang di sekeliling Mas Gagah berubah menjadi lebih baik?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement