REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ipda Tamat Suryani, salah satu polisi yang ikut terlibat dalam baku tembak dengan pelaku bom di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1). Tamat merupakan polisi yang bersama AKBP Untung Sangaji melumpuhkan dua pelaku yang sedang membawa bom.
Di acara TalkShow Akhir Pekan Radio Sindotrijaya, Sabtu (16/1), Tamat menceritakan situasi yang dialaminya di lapangan. Sehingga Tamat bersama Untung harus menembak mati kedua pelaku bom.
"Dengan kondisi itu, saya punya feeling harus bertindak cepat dan tepat melumpuhkan pelaku," kata Tamat.
Sebagai perwira, Tamat mengaku harus segera bertindak apa yang bisa dilakukan. Mengingat apabila bom yang dibawa pelaku meledak akan memakan banyak korban.
Menembak mati pelaku bom, menurut Tamat memang harus dilakukan ketika situasi sudah tidak memungkinkan. Saat itu, pelaku merupakan sipil bersenjata. Kemudian menembakkan ke kerumunan warga yang ada di lokasi. Korban tak terelakkan.
Sedang warga pun lari berhamburan. "Warga berhamburan ke segala arah dan ada yang tergeletak " tuturnya.
Saat bersamaan, pelaku yang menembakkan peluru ke kerumunan warga tersebut berlari ke arah halaman Starbucks menyusul temannya yang berlindung di balik mobil warna putih.
Menurut Tamat, pelaku tersebut lari dengan membawa ransel. Ransel tersebut diduga bom yang lebih besar daripada yang sudah meledak sebelumnya.
Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 33 orang menjadi korban. Tujuh meninggal diantaranya empat pelaku dan 26 lainnya luka-luka.
(baca: Indra Bekti Ajak Tunjukkan Persatuan Lawan Teror)