REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cinta bisa hadir di mana pun dan pada diri siapa pun, tak terkecuali di pondok pesantren dan melibatkan para santri. Seperti apakah kisah cinta yang terjalin di lingkungan pondok pesantren? Konflik apakah yang terjadi dalam kisah percintaan tersebut? Dan bagaimanakah solusi atas permasalahan tersebut?
Cinta dan konflik pesantren bisa dinikmati dalam produksi terbaru Putaar Films Production berjudul “Kalam Kalam Langit”. Film bergenre religi ini merupakan produksi ketujuh rumah produksi yang saat ini berusia 21 tahun (berdiri pertama kali 12 April 1995).
Sebanyak lima judul film produksi Putaar Films Production sudah tayang di bioskop dalam kurun waktu 2008-2015, yakni “Kun Fayakun” (film religi), “Pengejar Angin” (film pendidikan), “Tak Sempurna” (musical hiphop), “Gending Sriwijaya” (film sejarah) dan Garuda Superhero (film futuristik CGI pertama Indonesia).
Direktur Utama Putaar Films Production HR Dhoni Ramadhan mengatakan pihaknya terus berkomitmen berkarya untuk menyemarakkan perfilman nasional. “Tahun 2016, Putaar Films Production siap meluncurkan dua film lagi, yaitu “Detachment Police Opration” / DPO ( film action) dan “Kalam Kalam Langit” (film religi),” kata Dhoni Ramadhan di Jakarta, Ahad (17/1).
Dhoni menambahkan, film “Kalam Kalam Langit” mengetengahkan drama dengan setting lokasi pesantren dan keindahan alam Kota Beribu Masjid Lombok, Nusa Tenggara Barat. “Film ‘Kalam Kalam Langit’ akan tayang secara nasional di jaringan bioskop XXI, Blitz dan Cinemaxx mulai 14 April 2016,” ungkap Dhoni.