REPUBLIKA.CO.ID,MAKASSAR -- Politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla mengatakan, dibentuknya tim transisi untuk mewujudkan rekonsiliasi oleh para senior, bukan untuk menguasai partai.
"Tidak ada yang ingin kuasa, buat apa sih saya sudah pernah ketua umum, Pak Habibie sudah, yang lain juga sudah pernah memimpin Golkar," kata JK di kediaman pribadinya di Makassar, Ahad (17/1).
Dibentuknya tim transisi oleh para senior melalui Mahkamah Partai Golkar karena berpikir untuk masa depan partai. "Kita sedih melihat perpecahan dan memperlakukan Golkar itu seperti milik pribadi. Tidak bisa seperti itu, harus demokratis," ungkapnya.
Dia mengatakan, upaya rekonsiliasi akan diupayakan setidaknya hingga Maret mendatang dengan mengajak kedua kubu, baik kubu Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono. "Kita ajak sama-sama karena mereka ini sudah tanda tangani, jadi harus mengikuti apa yang sudah kita sepakati," katanya.
Menurutnya, setelah pengurus partai ditentukan, baru musyawarah nasional (munas) bisa dilaksanakan. Sebelumnya, JK yang ditunjuk sebagai ketua tim transisi mengatakan, Partai Golkar harus bersatu agar kembali menjadi partai yang kuat.
Baca juga: JK: Para Senior Golkar Sedih Pikirkan Masa Depan Partai