REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pelaku teror dan aksi ledakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, diperkirakan menggunakan dan memanfaatkan media sosial sebagai jalur komunikasi antarpelaku.
Pengamat terorisme Mujahidin Nur mengatakan bahwa para pelaku teror menggunakan jalur komunikasi yang sulit dideteksi langsung oleh aparat. "Kemungkinannya antara media sosial atau telegram karena pada dasarnya masih banyak alat komunikasi kelompok teroris yang sulit dideteksi oleh aparat. Saya kira dua alat itu yang dipakai oleh mereka," kata Mujahidin yang juga direktur The Islah Center tersebut, Ahad (17/1).