Ahad 17 Jan 2016 12:25 WIB

Inginkan Kemerdekaan, Taiwan Disebut Berhalusinasi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Bendera Taiwan
Foto: cnreviews.com
Bendera Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Media Pemerintah Cina menyebut bahwa Taiwan harus meninggalkan halusinasinya untuk keinginan merdeka.

Tsai Ing-wen dari Democratic Progressive Party (DPP) meraih kemenangan dalam pemilihan presiden dan parlemen Taiwan pada Sabtu (16/1).

The Global Times yang merupakan sebuah tabloid yang diterbitkan oleh harian Rakyat milik Partai Komunis, dalam editorialnya melaporkan, jika pemerintahan Tsai berusaha untuk menyeberangi garis merah seperti yang dilakukan Chen Shui-bian, presiden terakhir dari DPP yang memimpin Taiwan mulai 2000-2008, maka Taiwan akan menemui jalan buntu.

"Kami berharap Tsai dapat memimpin DPP keluar dari halusinasi kemerdekaan Taiwan dan berkontribusi pada pengembangan perdamaian antara Taiwan dan daratan," tulisnya.

Di Taiwan, China Times yang bersahabat dengan Cina menyerukan Tsai untuk menjadi penengah untuk perdamaian lintas selat.

"Perdamaian di Selat Taiwan adalah faktor eksternal yang paling penting untuk perkembangan stabilitas Taiwan," katanya dalam sebuah editorial.

Kantor berita resmi Cina, Xinhua, juga memperingatkan setiap langkah menuju kemerdekaan Taiwan seperti racun yang akan menyebabkan binasa.

"Jika tidak ada perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, otoritas baru Taiwan akan menemukan penderitaan rakyatnya yang ingin masalah ekonomi, mata pencaharian selesai, ternyata menjadi sia-sia," kata dia dilansir Reuters, Ahad (17/1).

Cina menyebut Chen Shui-bian, presiden terakhir dari DPP yang memimpin Taiwan mulai 2000-2008 sebagai pengacau hubungan lintas-selat, bahkan saat ia mencoba untuk mempertahankan hubungan yang stabil dengan Cina.

Tsai memenangkan 56 persen suara mengungguli kompetitornya, Eric Chu, dari Partai Kuomintang (KMT). DPP juga memperoleh kemenangan dalam pemungutan suara parlemen dengan mendapatkan mayoritas suara 68 kursi dari 113 kursi legislatif.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, Taiwan adalah urusan internal untuk Cina. Hanya ada satu Cina di dunia dan pemilihan di Taiwan tidak mengubah kenyataan atau penerimaan internasional terkait hal itu.

"Hanya ada satu Cina di dunia, daratan dan Taiwan. Keduanya milik satu Cina dan kedaulatan dan integritas teritorial Cina takkan membiarkannya rusak," tambah kementerian itu.

Mereka menegaskan, hasil dari wilayah pemilihan Taiwan tidak mengubah fakta konsensus masyarakat internasional.

Sementara itu, Gedung Putih Amerika Serikat (AS) mengucapkan selamat kepada Tsai. AS juga berkomitmen mempertahankan kepentingan yang mendalam dalam perdamaian antara Taiwan dan Cina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement