REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Tim Transisi Partai Golkar, Akbar Tandjung mengatakan kondisi Partai Golkar yang terancam di Pilkada Serentak tahap II bisa menjadi alasan penyelenggaraan munas luar biasa. Ia meminta agar Golkar kubu Aburizal Bakrie maupun Agung Laksono mengedepankan semangat rekonsiliasi untuk menyelamatkan Golkar.
Akbar mengaku menyambut positif pembentukan Tim Transisi untuk menyelamatkan Partai Golkar. Hal yang bisa dilakukan Tim Transisi adalah menyelenggarakan munas ataupun munas luar biasa.
“Memang benar munas bersama tidak dikenal dalam AD/ART tetapi kan ada munas luar biasa,” kata Akbar membantah pernyataan kubu Golkar hasil Munas Bali, Ahad (17/1). Munaslub Golkar bisa dilakukan dengan dasar jika ada kondisi Golkar terancam.
Akbar mengatakan posisi Golkar saat ini terancam. Terutama dalam menghadapi Pilkada Serentak tahap kedua, yang akan diselenggarakan awal 2017.
Pada keikutsertaannya di Pilkada Serentak tahap I, kata Akbar, hasil yang diraih sangat mengecewakan. Ini karena dualisme kepengurusan membuat mereka kesulitan mengusung calon di pilkada. Akibatnya hanya sekitar setengah dari total penyelenggaraan pilkada serentak yang bisa diikuti atau sekitar 116 pilkada. “Dari jumlah itu, hanya 49 daerah yang dimenangkan Golkar, atau kurang dari 50 persen dari yang diikuti Golkar,” jelas Akbar.
Kondisi ini bisa terulang lagi pada Pilkada Serentak tahap kedua. Karena bisa saja kepengurusan Golkar masih tetap terbelah. “Dulu (sebelum pilkada serentah tahap I) Pak Aburizal meyakinkan saya kalau konflik akan selesai pada Maret-April. Tapi ternyata tidak selesai juga,” kata Akbar, yang khawatir kondisi ini akan terulang lagi.