Ahad 17 Jan 2016 16:59 WIB

Mensos Minta Warga Waspadai Kelompok 'Pencari Mati Syahid'

Rep: c39/ Red: Joko Sadewo
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, BANTAENG -- Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada ratusan warga untuk waspada terhadap kelompok yang suka mencari mati syahid. Hal ini ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Kaloling, Kec Gantarangkeke, Kab Bantaeng, Sulawesi Selatan, Ahad (17/1).

Khofifah mengatakan, beberapa kalangan saat ini melakukan aksi bunuh diri atau kekerasan lainnya karena mereka ingin mencari mati syahid, yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. "Bapak ibu yang terhormat kalau kita masuk ke alam pikiran mereka, memang mereka itu mencari mati syahid," kata Khofifah dalam penyambutan acara peninjauan Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu) tersebut.

Menurut Khofifah, pola pikir yang dikembangkan mereka bisa dengan mudah masuk ke dalam pikiran masyarakat, sehingga menjadi penting untuk memahami doktrin yang membuat golongan tersebut yang sampai rela melakukan bom bunuh diri.

Khofifah juga menjelaskan kepada warga bahwa kalangan tersebut akan selalu menyingkirkan warga yang tidak sepaham dari lingkungannya. Artinya, kata dia, di Indonesia  masih ada yang kurang bisa melaksanakan keberagaman dalam sebuah bangsa. "Kekhawatiran kita terhadap mereka yang memiliki eksklusifitas seperti itu, akhirnya dimunculkan dalam bentuk kekerasan," ujarnya.

 

Tragedi bom di jalan Thamrin Jakarta baru-baru ini, kata dia, menggambarkan adanya kelompok tersebut, sehingga Khofifah mengimbau juga kepada Kepada Desa tersebut, Hasanuddin, untuk tidak menganggap enteng persoalan semacam itu. Karena, kata dia, daerah-daerah yang dirasa aman juga bisa menjadi sasaran kalangan tersebut, baik untuk berproses atau merakit bom.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement