REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan perempuan hamil tidak mengunjungi atau sebaiknya menghindari Amerika Tengah, Amerika Selatan, serta beberapa pulau di Karibia. Ini sebagai tindakan pencegahan khusus terhadap gigitan nyamuk karena wabah virus Zika.
Penyakit langka ini disebut-sebut menyebabkan bayi lahir dengan cacat lahir serius. Seperti dikutip dari Huffingtonpost, Pusat Pengontrolan dan Penanganan Penyakit (CDC) AS mengatakan peringatan atau pemberitahuan wisata level II CDC tersebut dikeluarkan sejak Jumat (15/1) lalu.
Peringatan tersebut berlaku untuk Brasil, Kolombia, El Salvador, Guyana Prancis, Guatemala, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Suriname, Venezuela dan Puerto Rico, serta pulau-pulau Karibia Haiti dan Martinique.
Level tersebut memiliki arti bahwa Amerika harus meningkatkan praktik tindakan pencegahan sementara. Perempuan hamil harus mempertimbangkan tidak melakukan perjalanan ke negara-negara tersebut.
Virus Zika mungkin terkait dengan mikrosefalus dan menyebabkan bayi lahir cacat serius dengan kepala abnormal berukuran kecil dan kemungkinan masalah perkembangan. Itu sebabnya peringatan perjalanan sangat dianjurkan bagi perempuan hamil.
Minimal setidaknya bicarakan dengan dokter tentang risiko dan langkah-langkah ketat untuk menghindari gigitan nyamuk. Perempuan hamil yang sedang mempertimbangkan perjalanan tersebut juga disarankan berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan sebelum melakukan perjalanan dan mengikuti langkah antigigitan.
Langkah-langkah ini termasuk mengenakan celana dan kemeja lengan panjang serta mengenakan bahan aktif antiserangga yang aman untuk ibu hamil, menyusui, dan bayi lebih dari 2 bulan.
Virus Zika pertama kali ditemukan pada 1947. Pada 2015, Brasil mengalami wabah meluas dengan kemungkinan 1,3 juta kasus yang seiring dengan peningkatan tajam bayi dengan mikrosefalus.
Antara 2010 dan 2014, Brasil memiliki rata-rata 156 bayi yang lahir setiap tahun dengan mikrosefalus. Pada 2015, jumlah melebihi 3.000. Peningkatan tersebut membuat otoritas kesehatan Brasil menghubungkan cacat lahir dengan infeksi virus Zika.