Senin 18 Jan 2016 08:24 WIB

Iran Kembali Bergabung dengan Perekonomian Dunia

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
Iran
Foto: Republika/A.Syalaby Ichsan
Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Isolasi ekonomi terhadap Iran telah berakhir setelah PBB menyatakan kepatuhan negara tersebut terhadap kesepakatan nuklir.

Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan negaranya telah kembali terbuka bagi perekonomian internasional.

Aljazirah melaporkan, sanksi Iran dicabut pada Ahad (17/1) setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengumumkannya pada malam sebelumnya. Mereka mengatakan, Iran telah memenuhi bagiannya dalam kesepakatan nuklir Juli.

Rouhani mengatakan pencabutan sanksi Iran diharapkan dapat mendorong mutasi perekonomian di negara tersebut, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup warga Iran. Iran telah menderita inflasi senilai hingga dua digit dan meningkatnya pengangguran selama bertahun-tahun akibat sanksi.

Pencabutan sanksi Iran akan berdampak besar bagi perekonomian negara tersebut. Lebih dari 30 miliar dolar Amerika Serikat aset luar negeri akan segera tersedia untuk Iran. Laporan resmi Iran bahkan menyatakan jumlah total aset beku luar negeri Iran mencapai 100 miliar dolar AS.

Berakhirnya embargo minyak Eropa terhadap Iran membuat Iran bersiap memasarkan 38 juta barel cadangan minyaknya. Wakil Menteri Perminyakan Iran Amir Hossein Zamaninia mengatakan, dengan dihapusnya sanksi Iran siap meningkatkan ekspor minyak mentahnya sebesar 500 ribu barel per hari.

Namun kembalinya Iran ke pasar minyak membuat kelebihan pasokan minyak sehingga berkontribusi terhadap penurunan harga minyak global. Padahal pekan lalu saja, harga minyak dunia sudah di bawah 30 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam 12 tahun.

Beberapa menit setelah putusan IAEA, AS secara resmi mengangkat sanksi dalam hal perbankan, baja, pengiriman dan sanksi lainnya. Uni Eropa juga mengakhiri semua sanksi yang berhubungan dengan perekonomian dan keuangan terhadap Iran. Kebanyakan sanksi PBB juga secara otomatis berakhir.

Berakhirnya sanksi berarti lebih banyak uang dan memperluas pengaruh Iran. Hal ini juga pencapaian dalam pemerintahan Rouhani.

Inggris menyambut baik pelaksanaan kesepakatan, sementara Prancis mengatakan akan tetap mengawasi untuk memastikan kesepakatan benar-benar dihormati. Jepang mengatakan, mereka berencana mengangkat sanksi terhadap Iran termasuk penghentian investasi proyek minyak dan gas Iran dalam beberapa hari.

Komisi Uni Eropa mengatakan pada Februari akan mengeksplorasi hubungan energi dengan Iran. Eksekutif Uni Eropa sangat tertarik mengembangkan kerjasama energi dengan Iran sebagai alternatif dari Rusia yang selama ini menjadi pemasok kuat minyak dan gas Uni Eropa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement