Untuk membantu ekonomi keluarga, ibunda Azan, Maemunah, membuka warung kecil-kecilan di depan rumah mereka. Akibat keterbatasan modal, dia hanya bisa berjualan makanan ringan.
''(Keluarga Azan) memang masuk golongan ekonomi kebawah,'' ujar salah seorang tetangga orang tua Azan di Desa Kedungwungu, Miftah Hariri kepada Republika.co.id, Senin (18/1). (Sopir Angkot Kok Mau Mendirikan Negara Islam).
Sejak terjadinya peristiwa teror di Sarinah, Miftah kerap dimintai bantuan oleh pihak keluarga Azan untuk menyampaikan keterangan kepada awak media.
Miftah menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, pasangan Syahroni dan Maemunah dibantu oleh anak-anak mereka. Anak pertama pasangan itu, diketahui telah menikah dan tinggal di Subang. Namun, dia jarang pulang.