REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan teroris di sekitar Perempatan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) lalu, serupa dengan serangan di teroris di Paris, pada 14 November 2015. Pengamat Timur Tengah, Smith Alhadar mengatakan pola serangan yang dilakukan termasuk baru dan menyerupai serangan Paris yang menewaskan sebanyak 153 orang.
"Serangan termasuk baru, karena biasanya kita tahu selama ini," ujar Smith, Senin (18/1).
Smith mengatakan pola serangan teroris dahulu dengan cara melakukan bom diri dengan mobil dan diledakkan ke sasaran Amerika Serikat dan sekutunya. Namun serangan ke Starbucks Cofe dan Sarinah seperti serangan di Paris.
"Mereka membawa senjata dengan tujuan memancing dengan bom, dan menyerang membabi-buta dengan senjata," tutur dia.
Karena bom pertama, untuk memancing agar menarik perhatian orang-orang atau pihak keamanan. Di dalam berita terdengar kabar, jika bom terdengar meledak selama enam kali, dan dibarengi dengan rentetan senjata. Dirinya yakin, dengan informasi dari Badan Intelejen Negara (BIN) yang mengatakan bahwa mereka adalah jaringan Bahrun Naim yang sudah ada di Suriah.
"(Serangan) Baru di Indonesia, dan belum pernah berada di Indonesia," kata dia.