REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mencium ada gelagat aneh dalam pengunduran diri Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Sebab, ia mengungkapkan hal tersebut hampir berbarengan dengan mundurnya James Moffet dan kunjungan dubes AS beberapa waktu lalu ke Papua.
''Kemunduran Maroef itu, menurut saya, menunjukkan betapa pentingnya kita melakukan investigasi apa yang sebetulnya terjadi terhadap Freeport,'' kata Fahri seusai menghadiri HUT ke-69 BPK di kantor BPK, Jakarta, Selasa (19/1).
Menurutnya, ada permainan tingkat tinggi yang mungkin masyarakat tidak mengerti, tapi sandiwara ini menimbulkan kecurigaan. Bahkan, Fahri menyebut, ada kartu yang sedang mereka mainkan.
Oleh sebab itu, dia menganggap peristiwa itu sebagai bahan baku DPR untuk melakukan investigasi menyeluruh sebelum pemerintah mengambil keputusan masa depan Freeport di tanah Papua.
''Karenanya, saya terus mendorong kepada pimpinan partai politik untuk disetujui (pansus), mudah-mudahan masuk usulan di masa sidang ini. Supaya bisa bekerja, untuk mengecek apa yang terjadi di belakang semua ini,'' ucap Fahri.
Bahkan, politisi PKS tersebut meminta investigasi dari BPK agar menunjukkan laporan total berapa yang dieskploitasi, keuntungan Freeport, berapa keuntungan yang didapat negara, serta siapa saja yang pegang saham, apakah ada orang Indonesia yang memiliki saham perusahaan asal AS itu.