REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Country Manager Aselsan for Business and Market Development Asia Pacific Kagan Menekse berkeinginan untuk memperluas kerja sama di bidang persenjataan militer. Saat ini, Aselsan sudah bekerja sama dengan produsen Indonesia yakni LEN dan Pindad.
"Di Indonesia, Aselsan telah bekerja sama dengan LEN Industri mengembangkan sistem mikro-elektronik selama 4 tahun dan kami ingin memperluas di bidang lainnya," ujar Menekse, di Jakarta, Selasa (19/1).
Menekse mengatakan, Aselsan juga menjalin kerja sama dengan Pindad dalam produksi dan pengembangan jenis senjata senapan serbu. Selain itu, perusahaan tersebut telah memiliki kerja sama dengan TNI Angkatan Darat berupa penyediaan radio komunikasi tempur.
Turki mengembangkan industri pertahanan melalui Aselsan yang berada di bawah naungan Turkish Armed Forces Foundation. Perusahaan yang sudah berdiri selama 40 tahun ini menjalankan industri mikro-elektronik, optik, transportasi, energi, radar, sistem satelit, persenjataan kapal perang hingga rudal.
Sementara itu, perwakilan pemerintah Turki, Sahin Uruc mengatakan, pihaknya telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang penting dalam kemitraan industri pertahanan. Menurutnya, Turki ingin menjadikan Indonesia sebagai partner di Asia Tenggara.
"Kami memang ingin menjadikan Indonesia sebagai partner di Asia Tenggara, yang berjangka panjang dan pada pelaksanaannya melibatkan industri domestik," ujar Uruc.
Untuk diketahui, Aselsan telah menjalin kerja sama internasional dengan Kazakstan, Azerbaijan, Yordania, Uni Emirat Arab dan Afrika Selatan. Selain itu, perusahaan tersebut juga melakukan aktivitas riset perusahaan bersama lebih dari 25 universitas dan melibatkan 2.395 insinyur.
Nilai penjualan Aselsan pada 2014 mencapai 1,03 miliar dolar AS, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 959 juta dolar AS. Produk Aselsan telah diekspor ke 48 negara dengan nilai 211 dolar AS atau 22 persen dari total penjualan.