Selasa 19 Jan 2016 16:00 WIB

Ini Cerita Pengacara Jessica Soal Kejadian di Kafe Olivier

Rep: C30/ Red: Indira Rezkisari
Petugas keamanan berjaga saat proses pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petugas keamanan berjaga saat proses pra-rekonstruksi di Cafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta, Senin (11/1). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jessica Kumala (27) hanya memesan dan berniat mentraktir tiga sahabat lamanya hari itu di Kafe Olivier Grand Indonesia. Jessica pun panik, saat Wayan Mirna Salihin (27) kejang dan harus dibawa menggunakan kursi roda ke klinik Grand Indonesia.

"Jessica juga panik, sampai dia tidak kerasa celananya robek saat ikut membopong Wayan Mirna ke kursi roda," ujar pengacara Jessica, Yudi Wibowo Sukinto, di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (19/1).

Jessica bersahabat dengan Wayan Mirna, Hani, dan satu orang lagi saat mereka masih menjadi mahasiswi di  Billy Blue College di universitas Australia. Hanya saja, Jessica memilih jurusan desain berbeda dengan sahabatnya yang lain.

"Saya tidak tahu mereka fakultas apa saja," ujar Yudi.

Mereka berempat kemudian lulus pada tahun 2008. Saat semua temannya pulang ke Indonesia Jessica memilih menetap di Australia. Jessica kerja sebagai desainer grafis di Australia.

Kemudian Jessica pulang pada 5 Desember 2015 dan hendak mencari pekerjaan di Indonesia. Lalu mereka berempat berencana untuk kumpul kembali di kafe Olivier Grand Indonesia pada 6 Januari 2015.

"Sebelumnya mereka Whatssapp-an untuk mencari tempat," ujar Yudi.

Lalu, Mirna memilih Grand Indonesia sebagai tempat pertemuan. Jessica sampai lebih dulu dari tiga sahabatnya, karena tidak tahu dia pun kemudian berkeliling mal terlebih dulu.

Jessica sempat menawarkan pilihan diantara dua kafe sebagai tempat berkumpul. Kemudian, Mirna yang menentukan Kafe Olivier karena Mirna sering ke sana.

Jessica kemudian mendatangi kafe yang dimaksud. Pelayan segera mengantarkan Jessica ke mejanya. Lalu Jessica memesan tiga minuman. "Satu temannya tidak bisa datang karena masih kerja," ujar Yudi.

Jessica langsung membayar minuman tersebut dengan alasan ingin mentraktir sahabat lamanya itu. Jessica juga tidak tahu menahu tentang budaya di kafe tersebut jika pembayaran bisa dilakukan nanti.

"Jessica mengira kafe tersebut semacam restoran cepat saji," ujarnya.

Selain itu, alasan lain karena selama ini ketika mereka berkumpul selalu Mirna yang mentraktir. Maka ketika ada kesempatan tersebut, Jessica gunakan untuk membayar lebih dulu agar Mirna tidak harus membayar pesanan mereka.

"Sambil menunggu Jessica duduk saja, sambil main ponsel," ujar Yudi.

(baca: Hasil Autopsi Temukan Lambung Mirna Berdarah)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement