REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Debit Bendung Rentang di Kabupaten Majalengka, sejak sepekan terakhir mulai kembali normal. Para petani di Kabupaten Indramayu pun terus mempercepat musim tanam rendeng.
Koordinator Lapangan Bendung Rentang, Dadi S menyebutkan, pada 19 Januari 2016 pukul 07.00 WIB, debit bendung Rentang yang mengalir ke Saluran Induk (SI) Sindupraja mencapai 34,200 meter kubik per detik dan ke SI Cipelang sebesar 24,288 meter kubik per detik.
"Saat ini (debit bendung Rentang) sudah kembali normal," ujar Dadi kepada Republika.co.id, Selasa (19/1).
Normalnya debit bendung Rentang itu baru terjadi sepekan terakhir. Pada 12 Januari 2016 lalu, debit air yang menuju SI Sindupraja hanya 20,894 meter kubik per detik dan SI Cipelang 13,966 meter kubik per detik.
Rendahnya debit di bendung Rentang sejak beberapa bulan terakhir itu disebabkan rendahnya curah hujan. Ditambah lagi, aliran sungai Cimanuk ditutup untuk kepentingan penggenangan Waduk Jatigede sejak 31 Agustus 2015.
Namun, sejak beberapa hari terakhir, air dari Waduk Jatigede mulai digelontorkan. Dampaknya, debit air di bendung Rentang telah kembali normal.
Meningkatnya debit air di Bendung Rentang juga membuat air di saluran irigasi yang menuju areal pertanian di Kabupaten Indramayu juga meningkat. Para petani pun langsung mempercepat pelaksanaan musim tanam rendeng.
Sebelumnya, mayoritas petani di Kabupaten Indramayu tidak dapat memulai musim tanam rendeng akibat minimnya air di saluran irigasi. Ditambah lagi, curah hujan selama musim hujan juga sangat rendah.
"Digelontorkannya air dari Waduk Jatigede sangat membantu petani di Kabupaten Indramayu," ujar Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang.
Sutatang menyatakan, saat ini realisasi tanam rendeng di Kabupaten Indramayu sudah mencapai 29.300 hektare. Padahal saat akhir Desember 2015, realisasi tanam rendeng baru 11 ribu hektare.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Firman Muntako menyebutkan, target realisasi tanam rendeng 2015/2016 di Kabupaten Indramayu mencapai 116 ribu hektare. Diharapkan, target tanam itu terealisasi seluruhnya pada Februari 2016.