REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Pada rapat evaluasi pelaksanaan kerja tahun 2015 dan rencana kerja tahun 2016 di Pemprov Lampung Selasa (19/1), terungkap Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Lampung, hanya mampu menyerap gabah petani sebesar 68,08 persen.
“Target penyerapan gabah petani 130 ribu ton, namunt terealisasi 88.503 ton atau 68,08 persen,” kata Kepala Bulog Divre Lampung, Dindin Syamsudin.
Rendahnya penyerapan gabah petani karena produksi gabah tahun 2015 banyak dijual ke luar Lampung. Transaksi gabah di luar Lampung, membuat Bulog kesulitan menyerap gabah petani sesuai target.
Ia menjelaskan target dan realisasi pengadaan gabah selama 2015 terjadi dua kali perubahan. Pertama, target penyerapan 90 ribu ton, terealisasi hanya 76.476 ton atau 84,97 persen. Kedua, tambahan target 40 ribu ton dan terealisasi 12.028 ton.
Bulog Lampung juga mengalami kendala dalam penyerapan gabah petani tahun lalu. Diantaranya, penentuan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2015. HPP tahun lalu terlambat sehingga kehilangan momentum saat panen raya. Kemudian, masa penggilingan yang kesulitan memenuhi standar pemerintah, akibat keterbatasan sarana prasarana, dan keterbatasan space gudang penyimpanan.
Selain itu, Bulog menghadapi masalah harga gabah sepanjang tahun 2015 di atas HPP. Sehingga, saat panen raya terjadi cuaca cenderung hujan, sehingga kesulitan mendapatkan gabah atau beras sesuai dengan ketentuan pemerintah.