REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah mencatat, olahraga menjadi bagian penting dalam peradaban Islam. Namun, poin ini tertutupi anggapan perkembangan olahraga hanya di peradaban Barat.
Seperti dilansir Muslimheritage, Selasa (19/1), olahraga dalam kebudayaan Islam identik dengan melatih tubuh, pikiran, dan jiwa. Semangat olahraga dihubungkan dengan menjunjung tinggi moralitas serta berlaku jujur dan sportif. Ketika peradaban Islam menjangkau daerah-daerah Eropa, umat Islam meniadakan olahraga yang membahayakan nyawa seperti gladiator.
Rasulullah juga menurut hadist yang diriwayatkan sahabat senang berolahraga. Beliau melakukan lomba lari dengan istrinya, Aisyah RA. Diceritakan Nabi Muhammad memenangkan perlombaan lari tersebut pada babak kedua. Nabi pun menganjurkan pada orangtua untuk mengajarkan anak-anak mereka berenang, berkuda, dan memanah.
Sebagian umat Islam mungkin tak mengetahui kontribusi Muslim di masa lampau untuk perkembangan olahraga. Saat ini contohnya, semua orang mengasosiasikan olahraga kriket dengan Inggris. Sesungguhnya kriket berasal dari India bagian utara, sekitar tahun 700 Masehi. Olahraga tersebut kemudian mencapai puncak popularitasnya ketika Inggris mengadopsi kriket sebagai olahraga mereka.
Selain kriket, olahraga polo pun sebenarnya berasal dari Persia dan Afghanistan. Terdapat beberapa manuskrip memperlihatkan Muslim di era tersebut sangat menyukai olahraga polo.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement