Rabu 20 Jan 2016 00:10 WIB

Pemimpin Tertinggi Iran Peringatkan Terhadap 'Kebohongan' AS

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatulloh Ali Khamenei.
Foto: Reuters
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatulloh Ali Khamenei.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei memperingatkan pada Selasa terhadap "kebohongan" Amerika setelah Teheran merampungkan perjanjian nuklir dengan kekuatan-kekuatan dunia yang dipimpin Amerika Serikat.

Dalam komentar pertamanya sejak perjanjian itu dilaksanakan, Khamenei menekankan dalam sepucuk suratnya kepada Presiden Hassan Rouhani perlu waspada terhadap kebohongan dan pelanggaran yang dilakukan oleh negara-negara sombong khususnya AS.

Dikatakan Washington patut masih diperlakukan dengan curiga. Ia tak menyebut pertukaran narapidana yang juga terjadi akhir pekan ini. Komentar-komentar oleh beberapa politisi AS juga dalam dua, tiga hari mencurigakan, tambah dia.

Mereka yang mencalonkan diri untuk mengikuti pemilihan presiden dari partai Republik telah mengkritisi perjanjian itu, dan beberapa pejabat Iran takut Washington akan keluarga dari perjanjian manakala Presiden Barack Obama tak lagi berkuasa pada awal 2017.

Khamenei, yang memberikan kata akhir atas negosiasi-negosiasi nuklir Teheran, menyambut baik pencabutan sanksi-sanksi berdasarkan perjanjian itu, tetapi menyatakan bahwa hal itu tidak cukup untuk mendorong ekonomi dan memperbaiki ke hajat hidup rakyat, demikian isi surat itu yang disiarkan oleh kantor berita IRNA.

Rouhani menulis kepada Khamenei pada Senin untuk memberikan laporan terkini setelah lembaga pemeriksa atom PBB menyatakan bahwa Iran telah memenuhi syarat yang tercantum dalam perjanjian nuklir.

Washington memutus hubungan diplomatik dengan Iran pada 1979, ketika kedutaannya di Teheran diserbu oleh para mahasiswa, beberapa bulan setelah revolusi Islam, yang mengarah kepada krisis penyanderaan selama 444 hari.

Khamenei tak pernah memperbaiki hubungan dengan AS dan telah mengikuti langkah serupa yang dilalukan mendiang pemimpin Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini, yang menyebut Amerika sebagai Setan Besar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement