REPUBLIKA.CO.ID, MILWAUKEE -- Pekerja Muslim di sebuah pabrik di Wisconsin keluar dari pekerjaannya. Hal itu dikarenakan kebijakan perusahaan yang tidak memungkinkan mereka melaksanakan shalat tepat waktu.
Sekitar 53 Muslim asal Somalia meninggalkan pekerjaan mereka setelah Arien, perusahaan pembuat peralatan di Brillion, Wisconsin, mempersulit mereka untuk melaksanakan shalat.
Sepanjang hari, perusahaan itu hanya memberikan para pekerja Muslim sekitar 10 menit waktu untuk istirahat. "Kami menghormati iman mereka, pekerjaan yang mereka lakukan di Ariens dan keputusan mereka terlepas dari pilihan mereka untuk kembali bekerja atau tidak," kata Pimpinan Perusahaan, Dan Ariens.
Setelah pernyataan itu, 10 pekerja dilaporkan telah setuju untuk kembali bekerja. Ariens berdalih perusahaannya telah mendirikan kamar beribadah.
Namun, Ariens mempersilahkan pekerja untuk mencari pekerjaan lain, yang mungkin lebih mengakomodasi kewajiban beribadah mereka.
Ia mengakui dalam kondisi tertentu, para karyawan memang dilarang beribadah saat jadwal istirahat karena merugikan perusahaan.
Para petinggi dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) telah bertemu dengan beberapa pekerja untuk membahas masalah ini. Sayangnya, baik para pekerja maupun petinggi CAIR belum mau berkomentar terkait masalah ini.