Rabu 20 Jan 2016 15:12 WIB

GP Ansor Desak Buku Pelajaran Berisi Ajaran Radikalisme Ditarik

Rep: c23/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota GP Ansor menunjukkan tulisan yang berbunyi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Anggota GP Ansor menunjukkan tulisan yang berbunyi "Selesai-Raih-Bantai-Kiai" dari sebuah buku pelajaran di Kantor GP Ansor, Jakarta, Rabu (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Pemuda (GP) Ansor menemukan sebuah buku yang terindikasi memuat ajaran-ajaran atau paham radikalisme. Buku yang dicetak dengan judul 'Anak Islam Suka Membaca' tersebut, pertama kali ditemukan di sekolah taman kanak-kanak (TK) di Depok, Jawa Barat.

Sekretaris Bidang Kaderisasi dan Organisasi dan GP Ansor Hasan Basri Sagala mengatakan penulis buku tersebut bernama Nurani Musta'in. Buku yang ditulisnya, telah berjumlah lima jilid dan telah dicetak sebanyak 160 kali, terhitung sejak Juni 1999 hingga November 2015.

Walaupun pertama kali ditemukan di Depok, Hasan mengungkapkan, penerbit buku tersebut berlokasi di Solo, Jawa Tengah. Nama penerbitnya adalah Penerbit Pusaka Amanah.

Dengan ditemukannya buku pelajaran yang berisi ajaran-ajaran radikalisme, Hasan telah meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk menarik dan menghentikan perederan buku tersebut.  "Kami sudah menulis surat untuk mendesak Kementerian menarik buku-buku ini," ujarnya di kantor DPP GP Ansor di Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Rabu (20/1).

Selain karena memuat ajaran radikal, Hasan mengatakan tidak memiliki pengantar dari Kemendikbud. "Tapi buku ini beredar bebas di pasaran, karena kami menemukannya dengan ada harga buku," jelasnya.

Pada buku 'Anak Islam Suka Membaca', Hasan menemukan sejumlah kata dan kalimat yang mengindikasikan ajaran radikalisme di dalamnya. Kata-kata dan kalimat tersebut antara lain berbunyi 'sahid di medan jihad', 'hati-hati zona bahaya', 'bahaya sabotase', 'gegana ada di mana', 'basoka dibawa lari', 'rela mati bela agama', 'bom', dan lain-lain. Rangkaian kata dan kalimat itu paling banyak ditemukan pada buku jilid ketiga, keempat, kelima. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement