Rabu 20 Jan 2016 16:24 WIB

Mendagri Minta Kalbar Pulangkan Eks Gafatar

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Achmad Syalaby
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyampaikan pernyataan pers tentang kebijakan dan agenda prioritas Kemendagri pada tahun 2015 dan 2016 di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Selasa (6/1).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyampaikan pernyataan pers tentang kebijakan dan agenda prioritas Kemendagri pada tahun 2015 dan 2016 di Kantor Pusat Kemendagri, Jakarta, Selasa (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menginstruksikan Pemerintah Daerah Kalimantan Barat segera mengevakuasi eks anggota Gafatar, yang pemukimannya dibakar oleh sejumlah warga.

Tjahjo pun menyerahkan lokasi evakuasi  kepada Pemda dengan berkoordinasi aparat keamanan setempat sebelum dipulangkan ke daerah asal.“Saya minta gubernur mengirim mereka dievakuasi di kampung asalnya,” kata Tjahjo kepada wartawan, Rabu (20/1).

(Baca: Besok Eks Gafatar Dipulangkan dengan Kapal Perang).

 Ia mengatakan demikian menyusul penolakan sebagian warga Mempawah, Kalbar, terkait keberadaan eks anggota Gafatar di wilayah tersebut. Menurutnya, akan lebih baik jika dipulangkan ke daerahnya masing-masing untuk menghindari kejadian serupa.

Meski begitu, Tjahjo menegaskan agar proses evakuasi mengedepankan sisi kemanusiaan tanpa melakukan tindakan anarkisme.“Saya perintahkan Pemda dengan Forkompimda (Forum keamanan pimpinan daerah) harus menjamin tidak ada pengusiran dan kegiatan masyarakat anarkis,” ungkapnya.

Sementara, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen PolPum) Kemendagri Soedarmo mengatakan eks anggota Gafatar harus tetap mendapatkan perlindungan dari negara, terlepas dari kasus hukum yang dilakukan eks anggota kelompok tersebut. Apalagi kata Soedarmo, ada dugaan pemaksaan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.

 “Mereka ini ikut Gafatar karena ajakan dari pimpinan Gafatar itu sendiri, ada paksaan, bujukan meski memang ada yang secara sukarela, tapi mereka ini semestinya dibina bukan dengan dimusuhi,” ujarnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement