REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi membantah jika jatuhnya harga minyak mentah karena upaya Riyadh untuk menghancurkan Iran. Menurut Saudi, anjloknya harga minyak karena murni kelebihan suplai.
"Orang-orang harus balik lagi ke teori Adam Smith dan ekonomi dasar. Ini mengenai suplai dan permintaan," ujar Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Juberi kepada CNN, Selasa (19/1).
Minyak mentah AS telah membanjiri pasar dunia. Harga minyak mentah pun jatuh hampir 75 persen sejak pertengahan 2014. Minyak berada di level terendah selama 12 tahun terakhir yakni berkisar 27,92 dolar AS per barel.
Saudi tidak mau memangkas produk minyaknya. Riyadh melakukan itu sebaga strategi untuk menjaga pasar mereka. Sehingga Saudi tidak kalah dengan produsen lain dari AS yang memiliki ongkos produksi lebih besar.
"Biarkan pasar yang menentukan titik keseimbangan. Yang kita lihat saat ini adalah harga pasar," ujarnya menegaskan.
Baca juga, Ini Mungkin Alasan Kenapa Saudi Ingin Harga Minyak Rendah.