REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Umum Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustaz Bachtiar Nasir menilai, banyaknya generasi muda Islam yang terjerumus menjadi teroris disebabkan mereka kurang sabar dalam menghadapi tekanan.
Ditambah lagi, kata Ustaz Bachtiar, mereka tidak memiliki ilmu agama dan kurang mendengar nasihat para ulama dan pemimpinnya. "Kalaupun ada, itu adalah pemimpin yang dia kultuskan, bukan ulama yang diakui oleh khalayak," kata Ustaz Bachtiar saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/1).
Selain itu, Ustaz Bachtiar melihat ada kondisi eksternal yang sengaja dirancang agar Islam itu melekat dengan teroris. Pihak eksternal ini memanfaatkan generasi muda yang tingkat emosionalnya masih sangat tinggi. "Ini sudah diprediksi oleh para provokator yang ingin merusak Islam dari luar," kata Ustaz Bachtiar.
Solusinya, kata Ustaz Bachtiar, pihak negara dengan ulama harus segera bersatu. Pemerintah, khususnya Kementerian Agama (Kemenag), harus mendukung program-program kerja para ulama.
Pemerintah juga perlu melibatkan ulama dalam menyusun peraturan-peraturan, seperti program bela negara. Menurutnya, bela negara tidak akan berjalan tanpa dukungan dari para ulama.