Rabu 20 Jan 2016 19:31 WIB

Irak Dukung Pangeran Ali dalam Pemilihan Presiden FIFA

Pangeran Ali
Foto: EPA/SHAWN THEW
Pangeran Ali

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON  -- Asosiasi Sepak Bola Irak (Iraq Football Association/IFA) menyatakan dukungan mereka terhadap Pangeran Ali Bin Al Hussein dalam pemilihan presiden FIFA bulan depan, kata kerajaan Yordania pada Rabu (20/1).

Ali akan bersaing dengan Presiden Federasi Sepak Bola Asia (Asian Football Confederation/AFC) Sheikh Salman Bin Ebrahim Al Khalifa, mantan wakil Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Champagne dari Prancis, pengusaha dan politisi Afrika Selatan Tokyo Sexwale dan Sekretaris Jenderal UEFA Gianni Infantino pada pemilihan presiden FIFA 26 Februari.

"IFA mendukung Pangeran Ali melalui surat yang ditujukan ke FIFA," kata Presiden IFA Abdul Khaliq Masood dalam pernyataan yang disebarkan oleh tim Pangeran Ali.

"Kami memutuskan bahwa suara Irak akan untuk Pangeran Ali karena Pangeran Ali selalu mendukung perkembangan sepak bola Irak, Yordania dan kawasan kami," tambah dia seperti dikutip kantor berita Reuters.

Ali menjamu satu delegasi dari Irak termasuk Menteri Olahraga dan Pemuda Irak Abdul Hussein Abtan pada Senin, saat dia menyampaikan dukungan menjelang pemilihan presiden FIFA yang akan memutuskan pengganti Sepp Blatter sebagai presiden.

Blatter, yang sempat mengalahkan Ali dalam pemilihan presiden FIFA pada Mei lalu, bersama presiden UEFA Michel Platini bulan lalu dijatuhi hukuman selama delapan tahun tidak boleh berkiprah di sepak bola karena tuduhan pelanggaran etika.

Ali kembali ke Yordania pada awal pekan untuk bertemu dengan delegasi Irak setelah dia berkampanye di Afrika dan Karibia, tempat timnya mengklaim telah mendapat komitmen dukungan pribadi dari beberapa negara lain.

Rivalnya Infantino mengatakan bahwa dia mendapat dukungan penuh di wilayah Karibia yang memiliki 25 suara dalam pemilihan oleh 209 anggota yang akan berlangsung di Zurich.

Sementara Salman diperkirakan mendapat banyak dukungan dari 46 anggota AFC setelah komite eksekutif meloloskan resolusi pada November untuk mendesak perwakilan Asia memilih orang Bahrain itu

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement