REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) merupakan wadah terbesar dari organisasi Muslim yang ada di Indonesia. Untuk itu, MUI diminta tidak sekadar memikirkan permasalahan agama, tapi juga persoalan keamanan.
Wakil Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ikhwan Abdul Jalil, berharap Dewan Pertimbangan MUI dapat turut memikirkan permasalahan dari aspek keamanan negara. Menurutnya, memikirkan persoalan keamanan akan ikut memperbaiki pemahaman nasionalisme, dari seluruh komponen yang ada di Indonesia, termasuk umat Muslim.
"Dewan Pertimbangan harus memberikan sentuhan dalam keamanan nasional, serta memberikan pemahaman dari nasionalisme," kata Ikhwan, Rabu (20/1).
Terkait pemahaman dari nasionalisme, Ikhwan menerangkan pentingnya pemahaman untuk diberikan kepada seluruh elemen bangsa, agar tidak ada salah kaprah soal nasionalisme. Selain itu, ia menekankan pemahaman amat penting lantaran sikap reaktif dari komponen bangsa tentang nasionlisme, semakin mengalami kemunduran karena bersifat tekstual.
Ia menganggap nasionalisme yang ada dari sekarang hanya bersifat nasionalisme tekstual, yang hanya akan diwujudkan dengn atribut-atribut yang ditonjolkan dan terlihat dari luar saja. Padahal, pemahaman nasionalisme turut penting sebagai bekal pemahaman elemen bangsa, termasuk dalam menghilangkan stigma negatif kepada umat Islam yang selama ini seakan lekat.
Soal stigma tersebut, Ikhwan turut membagikan pengalaman Wahdah Islamiyah dengan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia (Metro TV), yang belakangan memang ramai dibicarakan. Maka itu, ia menekankan kalau pemahaaman nasionalisme sangat perlu ditekankan Wantim MUI, sebagai langkah lain melepaskan stigma buruk tentang organisasi Islam.