REPUBLIKA.CO.ID, SIKKA -- Terjadi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Egon di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi status Siaga (level III). Masyarakat dan wisatawan dilarang mendekati kawah dan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak Gunung Egon.
“Akses menuju ke lokasi untuk sementara ditutup oleh Bupati Sikka karena di sekitar arah menuju wilayah tersebut sudah tercemar gas beracun,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (20/1).
Penduduk yang bermukim di dalam radius 3 kilometer berjumlah 1.437 jiwa (287 kepala keluarga) yang tersebar di Dusun Lere, Welin Watut, dan Baokrenget, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka.
Hingga saat ini 927 jiwa (206 kepala keluarga) penduduk yang tinggal di dalam radius 3 kilometer telah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Sementara itu 501 jiwa (81 kepala keluarga) masyarakat belum bersedia diungsikan.
Dari 927 jiwa pengungsi saat ini ditempatkan di dua tempat pengungsian yakni di pos pengungsian Kantor Kecamatan Mapitara dan pos pengungsian pasar Natakoli.
Sutopo mengatakan, kondisi Gunung Egon menyembulkan asap kawah putih tipis 25 hingga 50 meter. Terpantau kondisi kegempaannya tiga kali gempa tektonik jauh, satu kali gempa vulkanik, amplitudo maksimum 3 hingga 5 milimeter.
“Bupati Sikka telah menetapkan status Siaga Darurat selama 14 hari yaitu 13 hingga 26 Januari 2016,” kata Sutopo.
BPBD telah mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan berupa beras, mie instan, air mineral, gula pasir, air mineral, kasur lipat, dan terpal.
BPBD Kabupaten Sikka telah membagikan masker sebanyak 2.000 lembar kepada masyarakat. Kebutuhan mendesak adalah permakanan, air bersih, tenda pengungsi, MCK, tenaga medis.