REPUBLIKA.CO.ID,Salah satu masalah kalangan mualaf saat ini adalah isu radikalisme. Menurut ketua Himpunan Bina Muallaf Indonesia (HBMI), pembinaan menghadapi masalah ini paling efektif adalah dengan personal approach.
Isu radikal, menurut Syarif Tanudjadja selaku Ketua HBMI, pasti memengaruhi kehidupan mualaf. Radikalisme berkedok Islam, bagi keluarga mualaf, dapat menjadi alasan mereka menjaga jarak. Hal tersebut sangat berbahaya.
“Karena itu kami memberikan konsultasi-konsultasi, pencerahan-pencerahan, kalau ada apa-apa langsung konsultasi, jangan disimpan sendiri,” ujar Syarif via telepon Rabu (20/1) siang.
Syarif menjelaskan, dengan pendekatan personal, pembinaan akan lebih efektif. Bukan dengan tabligh atau pengajian seperti biasa.
“Jadi kalau mereka ada masalah apa, kita harus bisa memberikan satu solusi, pemikiran paling tidak,” tandas Syarif.
Selain permasalahan isu radikal, mualaf Indonesia pun terkendala di bidang ekonomi. HBMI melihat umumnya masalah ekonomi yang personal cukup memberatkan para mualaf.