Kamis 21 Jan 2016 00:02 WIB

Purwakarta Siapkan Beasiswa Untuk Putra Bripka Taufik

Rep: Ita Nina Winarsih / Red: Achmad Syalaby
Petugas membawa jenazah anggota polisi Polsek Senen Bripka Taufik Hidayat setibanya di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (19/1).
Foto: Antara/Reno Esnir
Petugas membawa jenazah anggota polisi Polsek Senen Bripka Taufik Hidayat setibanya di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Selasa (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Gugurnya Bripka Polisi Taufik Hidayat, warga Desa Cilegong, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, menyisakan kesedihan yang mendalam. Terutama, di kalangan keluarganya.

Kesedihan itu, sedikit terobati dengan bantuan yang diberikan Pemkab Purwakarta. Pemerintahan daerah berjanji, akan memberikan beasiswa bagi anak semata wayang Bripka Taufik.

(Baca: Jenazah Bripka Taufik Ditemukan di Pintu Ciliwung).

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, Bripka Taufik Hidayat merupakan pahlawan bagi warga Cilegong maupun Purwakarta. Karena, almarhum gugur saat bertugas. Jiwa patriotismenya harus menjadi contoh bagi semua warga.

"Untuk mengurangi beban, kami sediakan beasiswa bagi putra almarhum," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Rabu (20/1). 

Pascapenguburan Bripka Taufik, Dedi langsung memerintahkan staffnya untuk membuka deposito beasiswa bagi anak almarhum. Rencananya, nilai deposito beasiswa itu sebesar Rp 50 juta. Deposito itu, baru bisa dibuka (dicairkan) sepuluh tahun kedepan. Atau tepatnya, saat anak almarhum hendak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

"Jadi, beasiswanya untuk kuliah. Sebab, biaya kuliah jauh lebih mahal," ujarnya. 

Bripka Taufik Hidayat, merupakan anggota unit Reskrim Polsek Senen, Jakarta Pusat. Bripka Taufik, meninggal akibat menceburkan diri ke Kali Ciliwung pascaterjadi pengeroyokan oleh warga saat penggerebekan gembong narkoba di wilayah Matraman, Jakarta Timur. Almarhum, meninggalkan seorang isteri dan seorang putra yang berusia delapan tahun. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement