Kamis 21 Jan 2016 03:30 WIB

Inflasi Sulsel Turun 50 Persen

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Achmad Syalaby
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- ‎Tingkat inflasi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berhasil turun hingga 50 persen di tahun 2015. Pada tahun 2014 inflasi di Sulsel 8,61 persen, turun menjadi 4,48 persen di tahun 2015.

Kepala Perwakilan BI Sulsel, M Dadi Aryadi mengatakan, pihaknya telah melaporkan kepada Pemprov Sulsel terkait pengendalian inflasi di daerah Sulsel yang berjalan dengan baik. Hasil inflasi Sulsel untuk tahun 2015 adalah 4,48, lebih tinggi dari nasional, namun terjadi penurunan sekira 50 persen dibanding tahun sebelumnya.

Dady menjelaskan, di Sulsel terdapat lima zona dalam menilai inflasi, dan semua zona itu turun dengan signifikan. Yang terendah ada do Kabupaten Bone, dari 9 menjadi hanya 0,097. Kedua adalah Bulukumba kemudian di Parepare, kemudian yang masih tinggi itu ada di Makassar itupun juga turun dari 8 menjadi 5,4. Ini adalah upaya semua pihak yang terhimpun di Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID.

"Faktor-faktor yang menyebabkan inflasi, yang sebagian besar ada di volatile food atau makanan," ujar Dady, Rabu (20/1).

Dady mengungkapkan, tersisa dua komoditi yang mempengaruhi inflasi Sulsel, yakni beras dan Ikan Bandeng.  Tapi dua komoditi ini sudah jauh menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, bisa dikatakan bahwa secara umum inflasi Sulsel sudah masuk dalam jangkar nasional 4 persen, sementara Sulsel 4,48 persen. 

Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengungkapkan, untuk membahas inflasi dan pertumbuhan ekonomi Sulsel, pihaknya sudah mengagendakan pertemuan dengan tim pengendali inflasi daerah (TPID) dan seluruh stakeholder terkait. 

Agus menilai, perekonomian Sulsel masih terjaga. Dengan perederan uang yang terus meningkat dan perndapatn per Kapita masyarakat yang semakin baik, artinya perekonomian Sulsel terus bertumbuh.‎ "Perlambatan ekonomi memang membuat nilai ekspor kita turun, tapi kuantitas ekspor kita meningkat. Secara keseluruhan, ekonomi kita bagus," kata Agus. 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement