Kamis 21 Jan 2016 05:51 WIB

Jerman Bakal Mempercepat Alur Pemulangan Pengungsi

Angel Merkel
Foto: Wikipedia
Angel Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jumlah orang 'dipulangkan' dari Jerman naik hampir dua kali lipat hingga lebih dari 20.000 pada 2015. Pada tahun ini, jumlah orang yang 'diusir' diprediksi meningkat karena pemerintah merancang peraturan mempercepat alur suaka dan membantu pemulangan.

Jerman menanggung beban aliran terbesar pengungsi di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Lebih dari sejuta orang tiba di negara tersebut pada 2015, sebagian besar lari dari perang dan kemiskinan di Suriah, Afganistan, dan Irak. Kanselir Angela Merkel mengalami tekanan yang besar atas masalah ini. Ditambah lagi, dia mengalami penurunan dukungan dari rakyat dan partai konservatif, yang menginginkan pembatasan terhadap pendatang.

Serangan seksual terhadap perempuan di Cologne dan beberapa kota lain di Jerman pada Tahun Baru makin menyudutkan pendatang dan menambah keputus-asaan umum terhadap kebijakan Merkel. Dia menyatakan ingin mempercepat pendaftaran suaka dan yang tertolak harus meninggalkan Jerman.

Pada 2015, pihak berwenang Jerman mendeportasi 20.888 orang asing dibandingkan 10.840 orang pada tahun-tahun sebelumnya. Lebih dari 37.200 migran meninggalkan Jerman secara suka rela setelah menerima bantuan keuangan dari negara federal yang berwenang atas deportasi. Jumlah pemohon suaka naik lebih dari dua kali lipat hingga 477.000 pada 2015.

Diduga akan meningkat lebih banyak karena para pejabat mengerjakan tumpukan aplikasi yang belum diproses dari sekitar 1,1 juta migran yang telah diregistrasi oleh pihak berwenang tahun lalu. Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas dan Mendagri Thomas de Maiziere menguraikan rencana untuk mempercepat deportasi terhadap warga asing yang melalukan tindak kekerasan fisik dan seksual, melawan polisi atau merusakkan properti, kejahatan yang lebih besar yang terancam hukuman percobaan namun tidak memicu pengusiran berdasarkan hukum yang berlaku.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement