Kamis 21 Jan 2016 13:56 WIB

Mantan Anggota Gafatar Merasa Didiskriminasi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga eks-Gafatar meninggalkan permukiman mereka yang dibakar massa saat hendak dievakuasi dari kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1). (Antara/Jessica Helena Wuysang)
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Sejumlah warga eks-Gafatar meninggalkan permukiman mereka yang dibakar massa saat hendak dievakuasi dari kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1). (Antara/Jessica Helena Wuysang)

REPUBLIKA.CO.ID, MEMPAWAH -- Mantan pengurus pusat Gafatar Wisnu Windhani merasa didiskriminasi. Masyarakat setempat kini menolak dan mengusir seluruh mantan anggota Gafatar baik di Mempawah, Ketapang dan Sintang.

Massa membakar permukiman milik mereka di Desa Moton. Begitu juga dengan mobil yang digunakan oleh 10 orang mantan pengurus Gafatar saat memenuhi panggilan Bupati Mempawah. "Kami menyesalkan peristiwa ini. Sebab mereka yang berada di Kalimantan hanya bertani," ujarnya dalm siaran pers, Kamis (21/1). 

Sebanyak 700 warga yang berada di Mempawah rencananya langsung dipulangkan ke Semarang dan Surabaya. Sedangkan 1.000 lainnya yang tersebar di Desa Simbak Jaya dan Desa Binjau Hulu, Kabupaten Sintang juga di Desa Sukadana dan Kayong utara, Kabupaten Ketapang akan dipaksa kembali ke daerahnya. 

Banyak di antara mereka yang tidak ingin kembali pulang karena tidak memiliki dana. Menurutnya kejadian ini tidak perlu terjadi karena Gafatar telah membubarkan diri sejak Agustus 2015 lalu. 

(Baca Juga: Negara Wajib Lindungi Keselamatan Pengikut Gafatar).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement