Kamis 21 Jan 2016 16:24 WIB

17 Anggota Gafatar Asal Banyumas akan Dipulangkan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ilham
 Dua orang melepas tiang bendera di lokasi permukiman warga eks-Gafatar yang dibakar massa di kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1). (Antara/Jessica Helena Wuysang)
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Dua orang melepas tiang bendera di lokasi permukiman warga eks-Gafatar yang dibakar massa di kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1). (Antara/Jessica Helena Wuysang)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, masih mendata warga Banyumas anggota Gafatar yang dikabarkan akan pulang dari Kalimantan. Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Banyumas, Setyo Rahendra menyebutkan, berdasarkan informasi yang dia peroleh, jumlah anggota Gafatar asal Banyumas yang terdata di pengungsian Kalimantan Barat berjumlah 17 orang.

''Namun mengenai berapa orang yang akan dipulangkan lebih dulu, kita masih menunggu informasi lebih lanjut,'' katanya, Kamis (21/1). (Cegah Gafatar Efektifkan Pembinaan).

Menurutnya, saat ini jajaran instansi terkait di Pemkab Banyumas masih membahas mengenai rencana pemulangan tersebut. Pembahasan seputar teknis penjemputannya, pemahaman keyakinannya, dan juga soal masa depan mereka.

''Kita juga sedang menjajaki bagaimana sikap masyarakat jika mereka pulang ke kampung halamannya. Namun sejauh ini, sepertinya tidak masalah,'' katanya.

Berdasarkan informasi yang dia terima, pemerintah pusat memang berencana memulangkan anggota Gafatar tersebut ke Jawa dengan menggunakan kapal TNI-AL. Mereka akan diangkut melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.  

''Apakah akan dipulang sekaligus atau bertahap, ini yang sedang kita cari informasinya,'' kata Setyo.

Dia juga membenarkan, salah satu warga yang dikabarkan kini berada di pengungsian adalah pasangan Sugianto (42)-Marfungah (39) dan empat anaknya. Mereka sebelumnya dikabarkan menghilang dari rumahnya di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas.

Terkait rencana pemulangan keluarga Sugianto ini, pihak keluarga di Desa Dawuhan menyatakan siap menerima kembali keluarga tersebut. ''Alhamdulillah, akhirnya bisa pulang kembali. Bagaimana pun mereka keluarga adik saya. Mudah-mudahan saja setelah pulang ke rumah, bisa hidup normal kembali,'' katanya.

Menurut Setyo, sebelum meninggalkan rumahnya, Marfungah yang sebelumnya bekerja sebagai PNS di RSUD Banyumas, sempat berpamitan pindah tugas ke Sulawesi. Karena itu, dia tidak menduga bila ternyata keluarga adiknya itu pergi meninggal rumah karena ikut Gafatar.

Setyo berharap, kejadian pembakaran di Kalimantan Barat bisa menjadi hikmah bagi pasangan suami isteri tersebut. ''Meski ada musibah bakar-bakaran, namun kami gembira bahwa kabar keluarga kami akhirnya bisa diketahui. Mudah-mudahan, adik saya tidak lagi ikut-ikutan organisasi seperti itu,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement