Kamis 21 Jan 2016 17:13 WIB

Harga Sapi Mahal, Rumah Pemotongan Sepi

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Penjual daging sapi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penjual daging sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Naiknya harga sapi akibat kebijakan penerapan pajak penghasilan (PPN) sepuluh persen untuk sapi impor, telah membuat aktivitas pemotongan sapi di Kabupaten Cirebon menjadi sepi. Kondisi itu membuat para pedagang berbahan baku daging sapi menjadi kesulitan.

Hal itu seperti yang terlihat di Rumah Potong Hewan (RPH) di daerah Batembat, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Dalam kondisi normal, sapi yang dipotong di RPH tersebut berkisar antara 35 ekor sampai 40 ekor per hari. Namun, pada Selasa (19/1) lalu, sapi yang dipotong hanya 20 ekor. Bahkan, pada Rabu (20/1), sapi yang dipotong hanya sembilan ekor.

''Hari ini juga sekitar segitu (sembilan ekor) yang dipotong,'' kata Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Efendi kepada Republika.co.id, Kamis (21/1).

Ali mengakui, sejak PPN sepuluh persen diberlakukan pada sapi impor, pemotongan hewan di RPH Batembat menjadi tidak berlangsung normal. Padahal, stok sapi di tingkat importir tersedia cukup banyak.

Menurut Ali, para jagal yang ada di RPH tersebut enggan memotong sapi. Hal ini karena, harga sapi impor yang mengalami kenaikan dikhawatirkan akan membuat sapi yang dipotong menjadi tidak laku.

''Harga sapi yang tinggi di tingkat importir, akan membuat harga juga tinggi di tingkat suplier, jagal, pengecer, dan akhirnya konsumen,'' kata Ali.

Apalagi, sapi lokal yang selama ini dipasok dari Jawa Timur dan Jawa Tengah juga untuk sementara ini tidak bisa masuk. Hal itu menyusul adanya kebijakan pemerintah daerah setempat yang melarang sapi mereka dijual ke luar daerah guna memenuhi kebutuhan sapi di dalam daerah sendiri.

Ali menjelaskan, kondisi tersebut akhirnya juga berdampak pada penjualan daging sapi di sejumlah pasar tradisional. Harga daging di pasar tradisional pun ikut mengalami kenaikan.

Sementara itu, seorang pedagang kuliner khas Cirebon empal gentong, Oman, menuturkan, tak bisa berjualan sejak Selasa (19/1). Padahal, biasanya dia tidak pernah libur berkeliling untuk berjualan empal gentong.

''Gimana mau jualan, harga daging sapinya mahal sekali,'' tutur Oman.

Oman menyebutkan, biasanya membeli daging sapi di RPH Batembat dengan harga Rp 89 ribu - Rp 90 ribu per kg. Namun, sejak Selasa (19/1),  harga daging di RPH tersebut naik menjadi Rp 95 ribu per kg dan pada Kamis (21/1) sudah mencapai Rp 110 ribu per kg.

''Kalau belinya di pasar tradisional, pasti lebih mahal lagi,'' kata Oman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement