REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat untuk pertama kalinya menawarkan kepada Turki, teknologi untuk membantu mengamankan perbatasan. Tawaran ini dalam upaya menekan perbatasan yang kerap menjadi akses militan memasuki Suriah, pasar barang gelap hingga peralatan perang.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mengontrol perbatasan Suriah membuat upaya mengamankan perbatasan dipandang sangat penting.
Wakil Presiden AS Joe Biden dijadwalkan tiba di Turki pada Kamis (21/1). Ia akan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu untuk membahas perang melawan ISIS.
Kunjungan Biden ke Istanbul merupakan yang terbaru dari serangkaian kunjungan tingkat tinggi ke sekutu NATO. Salah seorang pejabat AS mengatakan, Menteri Dalam Negeri AS Jeh Johnson pada Februari juga akan memimpin delegasi antar-lembaga dan menawarkan pemerintah Turki menu teknologi kontrol perbatasan tertentu.
Balon pengawas aerostat dan teknologi anti-pembangunan terowongan berada di daftar peralatan yang kemungkinan ditawarkan AS. AS juga siap berbagi metode untuk mendeteksi bahan yang digunakan dalam perangkat peledak improvisasi. "Kami ingin bekerjasama untuk mengencangkan sekrup sedikit lebih dalam," ujar salah seorang pejabat senior Turki.
Turki mengamankan perbatasan termasuk pengerahan 25 ribu tentara tambahan dan pemasangan penghalang beton serta pagar.
Baca juga, Ini 25 Senjata Mematikan Milik ISIS.